Pontianak (Antara Kalbar) - Para alumni SMAN I Pontianak yang mengikuti kegiatan Reuni Akbar 60 tahun pada 28-29 September, mengisi kegiatan tersebut dengan aksi menanam 220 batang pohon untuk penghijauan di sepanjang jalan yang dilintasi saat jalan santai sehat dan pelelangan lukisan serta patung, Minggu.
Sebanyak 220 batang pohon yang disebar pada beberapa titik di kawasan yang dilintasi para alumni SMAN I Pontianak saat jalan santai sehat tersebut kini sudah ditanami bibit pohon penghijauan. Kawasan itu meliputi Jl Sumatera, MT Haryono, dan Budiman.
Panitia reuni akbar mendapatkan bibit pohon jenis angsana dari Dinas Kebersihan dan Tata Kota Pontianak.Para alumni yang ikut menanam, di antaranya dari angkatan 1976, 1981, 1991, 1992, dan lain-lain.
Salah satu perwakilan angkatan 1976, Abdul Manaf Mustafa mengatakan penanaman pohon tersebut merupakan bentuk partisipasi para alumni dalam upaya penghijauan Kota Pontianak.
Sementara Ketua Panitia Reuni Akbar 60 tahun SMAN I Pontianak, Hurry Amar Sidqi, mengatakan sengaja melibatkan para alumni dalam kegiatan tersebut, untuk menumbuhkan kesadaran lebih dalam penghijauan kota.
"Ada 220 batang pohon yang kami siapkan di sejumlah titik. Para alumni tinggal membuka plastik pembungkus akar tanaman dan menimbun dengan tanah, saat aksi ini berlangsung," katanya.
Sebelumnya, saat malam temu kangen alumni yang digelar di Hotel Kapuas Palace, lebih 1.000 alumni SMAN I Pontianak hadir dalam acara tersebut. Mereka terdiri dari lulusan tahun 1955 hingga 2013. Seorang alumni lulusan tahun 1955, H Aspar mengatakan, bahagia bisa menghadiri acara tersebut.
"Saya baru pertama kali datang ke reuni SMAN," katanya.
H Aspar yang juga mantan Dirut Bank Kalbar 1988-1996 dan anggota DPD RI periode 2004-2009 menambahkan, saat reuni 50 tahun SMAN pada 2003, ia tidak hadir. "Jadi ini reuni yang pertama kalinya saya datang. Saya harapkan bisa diadakan setiap tahun untuk silaturahmi," katanya lagi.
Reuni akbar 60 tahun SMAN I Pontianak sengaja diadakan guna menyambut ulang tahun ke-60 SMAN yang berdiri pada 14 September 1953 itu.
Menurut ketua panitia, Hurry, reuni itu diikuti 43 angkatan kelulusan. "Dan yang hadir pun mereka yang mewakili angkatannya masing-masing berdasarkan tahun kelulusan," katanya.
Panitia menyiapkan kegiatan di antaranya penyerahan buku perpustakaan, "sharing session" alumni kepada siswa, malam temu kangen dengan "doorprize" dan bingkisan menarik, bakti sosial, jalan santai sehat, aksi penanaman pohon dan hiburan. Lokasi kegiatan di SMAN I Pontianak, Hotel Kapuas Palace dan PMI Kota Pontianak.
Lelang lukisan
Khusus malam temu kangen, di sela acara hiburan, terdapat acara sisipan yakni pelelangan lukisan dan patung untuk alumni yang menderita Sindrom Stevens Johnson. Yakni penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. Menurut beberapa literatur, sindrom itu mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan kematian sel-sel kulit sehingga epidermis mengelupas atau memisahkan diri dari dermis. Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir.
Seorang alumni angkatan tahun 1990, bernama Ria menderita sakit itu sejak beberapa tahun belakangan. Sebuah lukisan bergaya abstrak karya alumni dari angkatan yang sama, Zul MS, dilelang kepada tamu dan undangan. Harga yang ditawarkan panitia Rp2 juta kemudian berlanjut hingga lukisan itu berhasil dilelang dengan nilai Rp10 juta. Seorang dokter spesialis mata, dr Yuli, mendapatkan lukisan karya Zul MS yang tak lain merupakan pelukis terkenal di Kalbar.
Selain lukisan itu, seorang alumni Hermayani Putra juga menawarkan ukiran tangan patung karya warga suku Dayak di Kabupaten Kapuas Hulu yang dibuat setelah pengukirnya mendapat mimpi. Sementara pembuatnya itu sendiri tidak memiliki keterampilan mematung ataupun mengukir kayu.
(N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Sebanyak 220 batang pohon yang disebar pada beberapa titik di kawasan yang dilintasi para alumni SMAN I Pontianak saat jalan santai sehat tersebut kini sudah ditanami bibit pohon penghijauan. Kawasan itu meliputi Jl Sumatera, MT Haryono, dan Budiman.
Panitia reuni akbar mendapatkan bibit pohon jenis angsana dari Dinas Kebersihan dan Tata Kota Pontianak.Para alumni yang ikut menanam, di antaranya dari angkatan 1976, 1981, 1991, 1992, dan lain-lain.
Salah satu perwakilan angkatan 1976, Abdul Manaf Mustafa mengatakan penanaman pohon tersebut merupakan bentuk partisipasi para alumni dalam upaya penghijauan Kota Pontianak.
Sementara Ketua Panitia Reuni Akbar 60 tahun SMAN I Pontianak, Hurry Amar Sidqi, mengatakan sengaja melibatkan para alumni dalam kegiatan tersebut, untuk menumbuhkan kesadaran lebih dalam penghijauan kota.
"Ada 220 batang pohon yang kami siapkan di sejumlah titik. Para alumni tinggal membuka plastik pembungkus akar tanaman dan menimbun dengan tanah, saat aksi ini berlangsung," katanya.
Sebelumnya, saat malam temu kangen alumni yang digelar di Hotel Kapuas Palace, lebih 1.000 alumni SMAN I Pontianak hadir dalam acara tersebut. Mereka terdiri dari lulusan tahun 1955 hingga 2013. Seorang alumni lulusan tahun 1955, H Aspar mengatakan, bahagia bisa menghadiri acara tersebut.
"Saya baru pertama kali datang ke reuni SMAN," katanya.
H Aspar yang juga mantan Dirut Bank Kalbar 1988-1996 dan anggota DPD RI periode 2004-2009 menambahkan, saat reuni 50 tahun SMAN pada 2003, ia tidak hadir. "Jadi ini reuni yang pertama kalinya saya datang. Saya harapkan bisa diadakan setiap tahun untuk silaturahmi," katanya lagi.
Reuni akbar 60 tahun SMAN I Pontianak sengaja diadakan guna menyambut ulang tahun ke-60 SMAN yang berdiri pada 14 September 1953 itu.
Menurut ketua panitia, Hurry, reuni itu diikuti 43 angkatan kelulusan. "Dan yang hadir pun mereka yang mewakili angkatannya masing-masing berdasarkan tahun kelulusan," katanya.
Panitia menyiapkan kegiatan di antaranya penyerahan buku perpustakaan, "sharing session" alumni kepada siswa, malam temu kangen dengan "doorprize" dan bingkisan menarik, bakti sosial, jalan santai sehat, aksi penanaman pohon dan hiburan. Lokasi kegiatan di SMAN I Pontianak, Hotel Kapuas Palace dan PMI Kota Pontianak.
Lelang lukisan
Khusus malam temu kangen, di sela acara hiburan, terdapat acara sisipan yakni pelelangan lukisan dan patung untuk alumni yang menderita Sindrom Stevens Johnson. Yakni penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. Menurut beberapa literatur, sindrom itu mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan kematian sel-sel kulit sehingga epidermis mengelupas atau memisahkan diri dari dermis. Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir.
Seorang alumni angkatan tahun 1990, bernama Ria menderita sakit itu sejak beberapa tahun belakangan. Sebuah lukisan bergaya abstrak karya alumni dari angkatan yang sama, Zul MS, dilelang kepada tamu dan undangan. Harga yang ditawarkan panitia Rp2 juta kemudian berlanjut hingga lukisan itu berhasil dilelang dengan nilai Rp10 juta. Seorang dokter spesialis mata, dr Yuli, mendapatkan lukisan karya Zul MS yang tak lain merupakan pelukis terkenal di Kalbar.
Selain lukisan itu, seorang alumni Hermayani Putra juga menawarkan ukiran tangan patung karya warga suku Dayak di Kabupaten Kapuas Hulu yang dibuat setelah pengukirnya mendapat mimpi. Sementara pembuatnya itu sendiri tidak memiliki keterampilan mematung ataupun mengukir kayu.
(N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013