Pontianak (Antara Kalbar) - Lomba permainan rakyat, seperti enggrang dan terompah, menyemarakkan peringatan Hari Jadi ke-242 Kota Pontianak di halaman Kantor Wali Kota Pontianak, Sabtu.
Ketua Panitia Lomba Permainan Rakyat Ibrahim menyatakan lomba itu digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Pontianak ke-242.
"Ada tiga cabang olah raga tradisional yang kami selenggarakan yakni enggrang, terompah, dan gala hadang, dalam melestarikan permainan rakyat," ujarnya.
Hiruk pikuk dan sorak sorai para penonton menyemangati peserta lomba terompah dan enggrang menambah semarak Hari Jadi Kota Pontianak, tampak permainan rakyat itu cukup menghibur bagi masyarakat dan PNS lingkungan Pemkot Pontianak yang menyaksikannya.
Permainan terompah dan enggrang memang terlihat sederhana namun untuk memainkannya membutuhkan kekompakan serta keseimbangan dari pemainnya. Permainan rakyat terompah merupakan permainan tradisional yang menggunakan sepasang papan dengan ukuran memanjang dan dibuat sedemikian rupa seperti layaknya alas kaki yang dimainkan lebih dari dua orang.
Permainan terompah membutuhkan kekompakan agar gerakannya seirama dengan kaki-kaki pemainnya. Sementara permainan enggrang merupakan permainan yang terbuat dari bambu atau kayu tongkat yang cukup tinggi dengan pijakan kaki yang tingginya sekitar 50 sentimeter dari tanah, permainan itu dimainkan tunggal dan keseimbangan menjadi kunci dalam memainkannya.
Ketua Panitia Lomba Permainan Rakyat menyatakan, perlombaan itu diikuti oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot serta masyarakat dari enam kecamatan se-Kota Pontianak.
Ia menambahkan tujuan digelarnya permainan rakyat atau olahraga tradisional ini sebagai upaya memperkenalkan kembali permainan rakyat yang hampir dilupakan lantaran serbuan permainan-permainan modern sebagai dampak kemajuan dan perkembangan teknologi.
"Kami prihatin anak-anak sekarang sudah banyak yang melupakan atau bahkan tidak mengenal permainan rakyat seperti yang digelar saat ini, mereka lebih senang bermain dengan teknologi padahal permainan rakyat ini mampu mengasah keterampilan sekaligus menanamkan rasa kebersamaan sesama teman," ujarnya.
Ibrahim berharap permainan-permainan rakyat yang mungkin banyak dilupakan masyarakat bisa digali kembali dan digelar dalam berbagai even seperti pada peringatan Hari Jadi Kota Pontianak. "Kami akan gali kembali permainan atau olah raga tradisional sehingga dikenal oleh generasi sekarang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Pontianak Ana Suardiana menyatakan, berbagai agenda festival seni dan budaya Melayu akan digelar selama Oktober 2013, mulai dari arakan pengantin di Taman Alun-alun Kapuas, Festival Tari Melayu di Kampus STAIN Pontianak hingga Festival Manggar.
Selain itu, sejumlah festival dan permainan rakyat juga menambah semaraknya Hari Jadi Kota Pontianak ke-242, seperti permainan rakyat atau olah raga tradisional di halaman kantor wali Kota Pontianak, festival layang-layang hias (26/10) di lapangan sepak bola Untan Pontianak, Festival Meriam Karbit 20 - 23 Oktober 2013 di Taman Alun Kapuas, dan Festvial Drum Band di Jalan Gajah Mada.
Selain itu, ada kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan, di antaranya ziarah ke Makam Kesultanan Pontianak di Komplek Makam Batu Layang (22/10) dan tahlilan di Masjid Jamik.
"Selama bulan Oktober ini juga digelar kegiatan gotong-royong oleh warga di enam kecamatan," ungkapnya.
Puncaknya, pada pada Rabu (23/10) akan digelar upacara Hari Jadi Kota Pontianak ke-242 di Jalan Rahadi Oesman atau depan Taman Alun-alun Kapuas, pembukaan Kalbar Expo Kota Pontianak di Pontianak Convention Center (PCC) dan peresmian air mancur di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak.
Masyarakat Kota Pontianak juga akan dimanjakan dengan berbagai diskon atau potongan harga setiap berbelanja di supermarket dan swalayan yang ada di Kota Pontianak, katanya.
"Momen ini kami namakan Pontianak Shopping Festival, di mana mulai tanggal 1 hingga 31 Oktober masyarakat bisa menikmati potongan harga khusus di pusat-pusat perbelanjaan," kata Ana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Ketua Panitia Lomba Permainan Rakyat Ibrahim menyatakan lomba itu digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Pontianak ke-242.
"Ada tiga cabang olah raga tradisional yang kami selenggarakan yakni enggrang, terompah, dan gala hadang, dalam melestarikan permainan rakyat," ujarnya.
Hiruk pikuk dan sorak sorai para penonton menyemangati peserta lomba terompah dan enggrang menambah semarak Hari Jadi Kota Pontianak, tampak permainan rakyat itu cukup menghibur bagi masyarakat dan PNS lingkungan Pemkot Pontianak yang menyaksikannya.
Permainan terompah dan enggrang memang terlihat sederhana namun untuk memainkannya membutuhkan kekompakan serta keseimbangan dari pemainnya. Permainan rakyat terompah merupakan permainan tradisional yang menggunakan sepasang papan dengan ukuran memanjang dan dibuat sedemikian rupa seperti layaknya alas kaki yang dimainkan lebih dari dua orang.
Permainan terompah membutuhkan kekompakan agar gerakannya seirama dengan kaki-kaki pemainnya. Sementara permainan enggrang merupakan permainan yang terbuat dari bambu atau kayu tongkat yang cukup tinggi dengan pijakan kaki yang tingginya sekitar 50 sentimeter dari tanah, permainan itu dimainkan tunggal dan keseimbangan menjadi kunci dalam memainkannya.
Ketua Panitia Lomba Permainan Rakyat menyatakan, perlombaan itu diikuti oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot serta masyarakat dari enam kecamatan se-Kota Pontianak.
Ia menambahkan tujuan digelarnya permainan rakyat atau olahraga tradisional ini sebagai upaya memperkenalkan kembali permainan rakyat yang hampir dilupakan lantaran serbuan permainan-permainan modern sebagai dampak kemajuan dan perkembangan teknologi.
"Kami prihatin anak-anak sekarang sudah banyak yang melupakan atau bahkan tidak mengenal permainan rakyat seperti yang digelar saat ini, mereka lebih senang bermain dengan teknologi padahal permainan rakyat ini mampu mengasah keterampilan sekaligus menanamkan rasa kebersamaan sesama teman," ujarnya.
Ibrahim berharap permainan-permainan rakyat yang mungkin banyak dilupakan masyarakat bisa digali kembali dan digelar dalam berbagai even seperti pada peringatan Hari Jadi Kota Pontianak. "Kami akan gali kembali permainan atau olah raga tradisional sehingga dikenal oleh generasi sekarang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Pontianak Ana Suardiana menyatakan, berbagai agenda festival seni dan budaya Melayu akan digelar selama Oktober 2013, mulai dari arakan pengantin di Taman Alun-alun Kapuas, Festival Tari Melayu di Kampus STAIN Pontianak hingga Festival Manggar.
Selain itu, sejumlah festival dan permainan rakyat juga menambah semaraknya Hari Jadi Kota Pontianak ke-242, seperti permainan rakyat atau olah raga tradisional di halaman kantor wali Kota Pontianak, festival layang-layang hias (26/10) di lapangan sepak bola Untan Pontianak, Festival Meriam Karbit 20 - 23 Oktober 2013 di Taman Alun Kapuas, dan Festvial Drum Band di Jalan Gajah Mada.
Selain itu, ada kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan, di antaranya ziarah ke Makam Kesultanan Pontianak di Komplek Makam Batu Layang (22/10) dan tahlilan di Masjid Jamik.
"Selama bulan Oktober ini juga digelar kegiatan gotong-royong oleh warga di enam kecamatan," ungkapnya.
Puncaknya, pada pada Rabu (23/10) akan digelar upacara Hari Jadi Kota Pontianak ke-242 di Jalan Rahadi Oesman atau depan Taman Alun-alun Kapuas, pembukaan Kalbar Expo Kota Pontianak di Pontianak Convention Center (PCC) dan peresmian air mancur di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak.
Masyarakat Kota Pontianak juga akan dimanjakan dengan berbagai diskon atau potongan harga setiap berbelanja di supermarket dan swalayan yang ada di Kota Pontianak, katanya.
"Momen ini kami namakan Pontianak Shopping Festival, di mana mulai tanggal 1 hingga 31 Oktober masyarakat bisa menikmati potongan harga khusus di pusat-pusat perbelanjaan," kata Ana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013