Warsawa (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Pembicaraan iklim PBB, Sabtu (23/11), di Warsawa menyepakati beberapa prinsip utama bagi kesepakatan baru iklim global, yang akan disepakati pada 2015 dan berlaku setelah 2020.

Saat perundingan selama dua-pekan tersebut mendekati tambahan waktu jam ke-18, kesepakatan dicapai bahwa semua negara mesti mempersiapkan "sumbangan yang tetapkan secara nasional" guna membantu mengurangi buangan karbon.

Kesepakatan tersebut dipandang sebagai langkah penting yang melicinkan jalan bagi semua negara untuk mencapai kesepakatan ambisius iklim global pada 2015, dan tanda mengenai keinginan mereka untuk menghindari kegagalan pembicaraan iklim.

Sebagian besar penghalang lain yang mengancam bisa menggelincirkan pembicaraan iklim juga telah dibersihkan saat ribuan perunding dari hampir 200 negara mensahkan keputusan mengenai bantuan bagi perubahan iklim.

Pembicaraan tersebut menyeru negara maju untuk menggerakkan bantuan dana dari saluran pemerintah "dengan peningkatan jumlah" dari 100 miliar dolar AS per tahun yang dibayarkan dari 2010 sampai 2012, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.

Menurut kesepakatan sebelumnya, negara maju mesti menyediakan 100 miliar dolar per tahun buat negara yang lebih miskin setelah 2020 guna membantu negara berkembang menangani perubahan iklim.

Namun kebanyakan janji itu tak terpenuhi, dan negara maju telah menentang untuk menetapkan sasaran keuangan buat masa antara 2013 dan 2019.

Para perunding masih terlibat pertengkaran mengenai apakah akan menciptakan mekanisme yang dirancang untuk membantu negara rentan menanggulangi kerugian dan kerusakan akibat pemanasan global, penghalang ketiga dan terakhir untuk diatasi selama pembicaraan itu.

(A. Rachma)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013