Riyadh (Antara Kalbar) - Aktivis utama dalam kampanye "menyetir untuk perempuan" dihentikan polisi Kerajaan Saudi saat menyetir di ibukota Riyadh.
Aziza al-Yousef mengatakan bahwa dia dibawa ke kantor polisi dan diminta menandatangani perjanjian untuk tidak menyetir lagi.
Foto Aziza sedang menyetir dengan mengenakan abaya hitam dan kerudung diunggah di internet, Jumat 29 November.
Rekannya, Eman al-Nafjan yang mengambil foto itu dan dalam salah satu foto tampak seorang pengemudi pria mengangkat jempolnya untuk mereka.
Namun mereka kemudian dihentikan oleh polisi dan diminta menandatangani surat keterangan agar berhenti menyetir, seperti dilaporkan wartawan BBC.
Dalam pesan Twitternya Nafjan mengatakan tidak mau menandatangani dan seorang mukhrimnya dipanggil tanpa persetujuannya. Kedua perempuan itu sudah dibebaskan.
Dua hari sebelum insiden ini, Azzia al-Yousef bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi untuk membahas larangan menyetir bagi perempuan di negara itu.
Nafjan mengatakan menolak menandatangani janji untuk tidak menyetir.
Sejumlah perempuan Arab Saudi memperjuangkan hak untuk menyetir dan menggalang aksi protes dengan mengemudi beramai-ramai pada 26 Oktober lalu.
Menanggapi rencana itu, Kementerian Dalam Negeri lebih dulu memperingatkan setiap orang yang terlibat dalam aksi unjuk rasa akan menghadapi sanksi, walau tidak ada rincian tentang hukumannya.
Sekitar 17.000 orang sempat menandatangani petisi yang meminta perempuan boleh menyetir dan meminta penjelasan kenapa larangan masih dipertahankan.
Namun awal Oktober sekitar 100 ulama konservatif bertemu raja guna menentang kampanye yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap negara.
(BBC)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Aziza al-Yousef mengatakan bahwa dia dibawa ke kantor polisi dan diminta menandatangani perjanjian untuk tidak menyetir lagi.
Foto Aziza sedang menyetir dengan mengenakan abaya hitam dan kerudung diunggah di internet, Jumat 29 November.
Rekannya, Eman al-Nafjan yang mengambil foto itu dan dalam salah satu foto tampak seorang pengemudi pria mengangkat jempolnya untuk mereka.
Namun mereka kemudian dihentikan oleh polisi dan diminta menandatangani surat keterangan agar berhenti menyetir, seperti dilaporkan wartawan BBC.
Dalam pesan Twitternya Nafjan mengatakan tidak mau menandatangani dan seorang mukhrimnya dipanggil tanpa persetujuannya. Kedua perempuan itu sudah dibebaskan.
Dua hari sebelum insiden ini, Azzia al-Yousef bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi untuk membahas larangan menyetir bagi perempuan di negara itu.
Nafjan mengatakan menolak menandatangani janji untuk tidak menyetir.
Sejumlah perempuan Arab Saudi memperjuangkan hak untuk menyetir dan menggalang aksi protes dengan mengemudi beramai-ramai pada 26 Oktober lalu.
Menanggapi rencana itu, Kementerian Dalam Negeri lebih dulu memperingatkan setiap orang yang terlibat dalam aksi unjuk rasa akan menghadapi sanksi, walau tidak ada rincian tentang hukumannya.
Sekitar 17.000 orang sempat menandatangani petisi yang meminta perempuan boleh menyetir dan meminta penjelasan kenapa larangan masih dipertahankan.
Namun awal Oktober sekitar 100 ulama konservatif bertemu raja guna menentang kampanye yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap negara.
(BBC)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013