Jakarta (Antara Kalbar) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Sutarman mengimbau kepada para ulama di Indonesia untuk berhati-hati terhadap doktrinasi teroris yang mulai gencar di masyarakat.
"Mereka (teroris) bergerak sendiri-sendiri bahkan melakukan doktrinasi, maka kita mengimbau kepada alim ulama, tokoh masyarakat untuk menyampaikan kepada masyarakat," kata Sutarman saat menjenguk anggota Densus 88 yang tertembak teroris, di rumah sakit, Jakarta, Kamis.
Sutarman menambahkan para alim ulama harus meluruskan pandangan yang keliru tentang biaya operasional yang digunakan untuk berbuat kejahatan.
"Bahwa melakukan suatu tujuan dengan merampok untuk membiayai operasionalnya itu saya kira di agama manapun tidak dibenarkan. Oleh karenanya, kita harus bisa menyampaikan," katanya.
Dia juga mengimbau agar kepolisian mampu untuk membendung dana bantuan kepada teroris dari kelompok teroris internasional untuk menghambat aksi jahatnya tersebut.
"Anggaran teroris itu didapat dari merampok, tadinya mereka ragu-ragu tapi karena ada bukunya Abu Bakar Ba'asyir, 'Tadzkiroh' yang mengatakan merampok itu dihalalkan untuk perbuatan yg mereka anggap jihad," katanya.
Sutarman mengatakan imbauan tersebut untuk mempersempit pergerakan kelompok teroris Abu Roban yang berada di wilayah Barat dan Timur.
Dari hasil penggerebekan terhadap terduga teroris saat malam tahun baru 2014 lalu di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, ditemukan uang tunai senilai berkisar Rp200 juta yang diduga hasil perampokan Bank BRI cabang Panongan, Kota Tangerang , 24 Desember lalu.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, uang tersebut masih dalam ikatan berlabel bank.
"Uangnya masih 'segar' dan dari perampokan itu juga hanya berjarak satu minggu," katanya.
Uang tersebut dibagi dalam pecahan Rp50.000 dan Rp100.000. Aparat kepolisian juga menemukan tiga tas pribadi, berupa tas pinggang dan ransel, berisi sekitar Rp10 juta hingga Rp20 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Mereka (teroris) bergerak sendiri-sendiri bahkan melakukan doktrinasi, maka kita mengimbau kepada alim ulama, tokoh masyarakat untuk menyampaikan kepada masyarakat," kata Sutarman saat menjenguk anggota Densus 88 yang tertembak teroris, di rumah sakit, Jakarta, Kamis.
Sutarman menambahkan para alim ulama harus meluruskan pandangan yang keliru tentang biaya operasional yang digunakan untuk berbuat kejahatan.
"Bahwa melakukan suatu tujuan dengan merampok untuk membiayai operasionalnya itu saya kira di agama manapun tidak dibenarkan. Oleh karenanya, kita harus bisa menyampaikan," katanya.
Dia juga mengimbau agar kepolisian mampu untuk membendung dana bantuan kepada teroris dari kelompok teroris internasional untuk menghambat aksi jahatnya tersebut.
"Anggaran teroris itu didapat dari merampok, tadinya mereka ragu-ragu tapi karena ada bukunya Abu Bakar Ba'asyir, 'Tadzkiroh' yang mengatakan merampok itu dihalalkan untuk perbuatan yg mereka anggap jihad," katanya.
Sutarman mengatakan imbauan tersebut untuk mempersempit pergerakan kelompok teroris Abu Roban yang berada di wilayah Barat dan Timur.
Dari hasil penggerebekan terhadap terduga teroris saat malam tahun baru 2014 lalu di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, ditemukan uang tunai senilai berkisar Rp200 juta yang diduga hasil perampokan Bank BRI cabang Panongan, Kota Tangerang , 24 Desember lalu.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, uang tersebut masih dalam ikatan berlabel bank.
"Uangnya masih 'segar' dan dari perampokan itu juga hanya berjarak satu minggu," katanya.
Uang tersebut dibagi dalam pecahan Rp50.000 dan Rp100.000. Aparat kepolisian juga menemukan tiga tas pribadi, berupa tas pinggang dan ransel, berisi sekitar Rp10 juta hingga Rp20 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014