Jakarta (Antara Kalbar) - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menyangkal tudingan bahwa partainya memanfaatkan isu kenaikan harga elpiji 12 kilogram untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas menjelang Pemilu 2014.

"Itu keliru jika dianggap isu (harga elpiji) ini menjadi bahan pencitraan, karena 'damage has been done' sebenarnya dengan sempat naiknya harga elpiji itu," kata Hayono setelah acara temu media peserta konvensi bakal capres dari Partai Demokrat di Jakarta, Senin.

Menurut Hayono, yang juga peserta konvensi presden dari Partai Demokrat, citra partai berlambang mercy tersebut telah ikut rusak dengan kenaikan harga elpiji yang lebih dari 60 persen pada 1 Januari lalu.

"Sebenarnya, kembali saya katakan, kerusakan citra sudah terjadi. Tapi seharusnya kita kini sepakat batalkan kenaikan harga elpiji itu demi rakyat," ujar dia.

Hayono membantah bahwa wakil dari pemerintah yang juga kader Demokrat, yakni Menteri ESDM Jero Wacik telah mengetahui rencana kenaikan harga gas elpiji itu.

"Ini lebih karena kesalahan PT Pertamina dan (Kementrian) BUMN dalam komunikasi kebijakan tersebut," ungkap dia.

Lebih lanjut, sebagai peserta konvensi bakal capres dari Demokrat, Hayono juga membantah dengan tersudutnya Menteri BUMN Dahlan Iskan, pesaingan di konvensi, dalam isu kenaikan harga elpiji ini, dirinya mendapat keuntungan karena tingkat popularitas dan elektabilitas Dahlan akan anjlok.

"Perlu diingat, Dahlan juga peserta konvensi, jika citra dia rusak, maka semua peserta konvensi juga dapat ikut terkena dampaknya," ujar dia.

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014