Pontianak  (Antara Kalbar) - Kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya, Selasa, dirasakan sebagian besar warga kota itu semakin tebal dalam dua hari terakhir, yang diduga karena semakin banyaknya lahan gambut yang terbakar.

"Tadi malam saya hampir pingsan saat bepergian menggunakan kendaraan motor, karena tebalnya kabut asap, sementara mata juga terasa sangat pedih," kata Yayan (40) salah seorang warga Kecamatan Pontianak Utara.

Ia menjelaskan, kabut asap dalam beberapa hari terakhir sangat tebal mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari. "Kabut asap juga cukup tebal pada pagi hari, yakni mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 07.30 WIB, pada saat jam mengantar anak sekolah," ungkapnya.

Yayan menambahkan, kalau dalam sepekan ke depan Kota Pontianak dan sekitarnya tidak diguyur hujan, maka kabut asap yang menyelimuti wilayah kota itu diperkirakan akan semakin tebal.

"Mudah-mudahan cepat hujan agar bisa mengurangi kabut asap. Biasanya kalau Imlek atau menjelang Perayaan Cap Go Meh cuaca di Kota Pontianak dan Kalimantan Barat umumnya, memasuki musim hujan," ujar ayah tiga anak tersebut.

Hal senada juga diakui oleh Nana (35) salah seorang ibu rumah tangga di Pontianak. "Kami sekeluarga terpaksa mengurangi aktivitas di luar rumah, karena kabut asap semakin tebal," ujarnya.

Udara di dalam rumah tidak nyaman dan baunya menyengat sekali, yakni bau asap sisa-sisa pembakaran atau terbakarnya lahan gambut, apalagi di luar rumah, katanya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014