Jakarta (Antara Kalbar) - Kedutaan Besar Iran di Jakarta pada Selasa memperingati 35 tahun Revolusi Islam yang berlangsung tahun 1979 di negara itu.

"Peringatan Revolusi Islam ke-35 ini merupakan momentum yang tak kalah penting dari peringatan yang pertama, hari ini ratusan ribu warga Iran turun ke jalan guna bersorak dan merayakan kemenangan ini," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh, seusai menggelar acara perayaan di kediaman pribadinya di Jakarta.

Revolusi Islam Iran pimpinan Ayatollah Khomenei yang tersohor itu ditandai dengan jatuhnya rezim Shah Mohamad Reza Pahlevi, yang mengubah bentuk negara Persia tersebut dari monarki menjadi Republik Islam.

"Dengan pendekatan kebijakan luar negeri yang baru kami berharap hubungan Iran dengan negara-negara Islam, Asia, dan mitra lainnya menjadi lebih mulus dan terus berkembang," kata Dubes Farazandeh.

Farazandeh mengatakan bahwa Iran menyayangkan kebijakan politik peperangan yang belakangan berkembang di Timur Tengah, sehingga menyingkirkan pendekatan dialog dan melahirkan ekstrimisme dan terorisme.

"Serangan teror yang terjadi di Kedutaan Besar Iran di Beirut telah menunjukkan bahwa perlu sebuah upaya bersama untuk memerangi terorisme di bawah naungan dan mekanisme Perserikatan Bangsa-Bangsa," katanya.

Farazandeh menegaskan kini dunia harus memikirkan "koalisi untuk perdamaian yang berkesinambungan daripada koalisi untuk perang, toleransi daripada kekerasan, berkembang daripada diskriminasi, keadilan daripada kemiskinan, serta kesejahteraan daripada kezaliman".

Revolusi Islam Iran yang disebut sebagai salah satu revolusi terbesar di dunia selain Revolusi Prancis dan Revolusi Bolshevik. Sejak itu pula hubungan diplomatik Iran dengan Amerika Serikat putus karena rezim Shah dianggap terlalu condong ke negara-negara Barat.

Namun sejak Hassan Rouhani terpilih menjadi Presiden Iran pada Agustus tahun lalu, hubungan dengan AS mengalami perbaikan besar, yang ditandai dengan pembicaraan telepon pertama antara kepala negara Iran dan AS sejak 1979.

Beberapa kemajuan juga terlihat dalam proses negosiasi nuklir Iran melibatkan negara P5+1 termasuk Amerika Serikat, yang mencapai kesepakatan penting terkait program nuklir Iran yang telah menjadi kontroversi selama 10 tahun terakhir.

(P. Pratama)

Pewarta: Panji Pratama

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014