"Hari ini, tampaknya banyak anak muda di negara-negara Barat telah mengakui kebenaran dari sikap kami yang telah berlangsung selama beberapa dekade terhadap rezim Israel,"kata Pezeshkian dalam artikel berjudul 'Pesan Saya untuk Dunia Baru' yang diterbitkan di surat kabar Tehran Times pada Jumat.
Selanjutnya, dalam artikel itu Pezeshkian menyampaikan ingin mengambil kesempatan memberi tahu pemuda Barat bahwa tuduhan anti-Semitisme terhadap Iran karena prinsipnya dalam isu Palestina tidak hanya sepenuhnya salah tetapi juga sebagai penghinaan terhadap budaya, keyakinan, dan nilai-nilai inti Iran.
"Yakinlah bahwa tuduhan ini sama absurdnya dengan klaim anti-Semitisme yang tidak adil yang ditujukan kepada Anda saat Anda memprotes di kampus universitas untuk membela hak hidup warga Palestina, katanya"
Pada 6 Juli, juru bicara markas pemilihan Iran, Mohsen Eslami, mengatakan bahwa Pezeshkian, seorang reformis memenangkan putaran kedua pemilihan presiden dadakan di Iran. Pezeshkian memperoleh 16.384.403 suara.
Pesaingnya, mantan negosiator nuklir konservatif Saeed Jalili mendapatkan 13.538.179 suara. Secara keseluruhan, 30.573.931 surat suara dihitung. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 49,8%.
Pemilihan ini diadakan setelah Presiden Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter di pegunungan utara Iran pada Mei lalu.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan menembus perbatasan, menyerang baik kawasan sipil maupun pangkalan militer.
Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik selama serangan tersebut.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke wilayah Palestina dengan tujuan yang dinyatakan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah mencapai 38.345 sejak Oktober lalu, sementara 88.200 lainnya terluka, menurut perkiraan kementerian kesehatan wilayah Palestina tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA