Singkawang (Antara Kalbar) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu mengajak seluruh masyarakat di Singkawang untuk menjaga tradisi Festival Cap Go Meh sebagai salah satu bentuk kegiatan toleransi antara etnis Tionghoa, Melayu, dan Dayak.

"Kegiatan itu sudah menjadi simbol toleransi etnis yang ada dan diharapkan bisa dipertahankan, selain sudah menjadi budaya yang dikenal," kata Mari Pangestu kepada pers usai menghadiri dan membuka Festival Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat.

Menurut dia, sekalipun Cap Go Meh merupakan tradisi Tionghoa, namun etnis Melayu dan Dayak bersama-sama ikut merayakan.

"Mereka tampak akur dan saling menghargai satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa toleransi di Singkawang sangat baik," kata Mari.

Dia menambahkan bahwa festival yang berlangsung setiap tahun itu selain menjadi ajang toleransi antaretnis, juga sudah menjadi salah satu kegiatan pariwisata oleh wisatawan nusantara dan mancanegara.

Menurutnya, wisatawan mancanegara yang hadir dalam Festival Cap Go Meh antara lain datang dari China, Taiwan, Hong Kong, serta Australia.

"Festival ini tentunya bisa menjadi tujuan wisata, mengingat di Singkawang juga memiliki kekayaan budaya yang layak dikunjungi," katanya.

Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya, mengatakan setiap festival ini berlangsung semua etnis saling membaur dan saling menghargai sehingga toleransi sangat tinggi.

"Dalam kegiatan ini tidak hanya etnis Tionghoa saja yang merayakan tapi juga Melayu dan Dayak," katanya.

Dia mengajak agar semua etnis di Singkawang bisa terus menjaga kerukunan serta menjaga toleransi yang selama ini telah berjalan.

Kegiatan festival ini ditandai dengan seratusan pertunjukan budaya Tionghoa seperti barongsai, serta Tatung atau seseorang yang memiliki kekebalan terhadap benda tajam dengan cara ditusuk di salah satu atau beberapa anggota tubuhnya.

(M.M. Astro)

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014