Jakarta (Antara Kalbar) - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk mencatat laba bersih pada triwulan IV-2013 sebesar Rp9,05 triliun, tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,05 triliun.

Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, perekonomian Indonesia yang melambat sepanjang tahun 2013 tidak menghambat perseroan untuk mencapai kinerja yang baik.

"Kinerja BNI yang cemerlang itu kami capai di tengah sejumlah tantangan yang muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu inflasi tinggi, nilai tukar rupiah yang tertekan akibat melebarnya defisit transaksi berjalan, hingga isu pengurangan stimulus ekonomi oleh pemerintah Amerika Serikat," ujar Gatot saat paparan kinerja di Jakarta, Rabu.

Gatot menuturkan, faktor utama penyumbang laba bersih adalah pendapatan operasional (operating income) yang mencapai Rp28,5 triliun atau tumbuh 19,2 persen dibanding 2012.

Laju operasional BNI tersebut juga ditopang oleh pesatnya pendapatan bunga bersih (net interest income) yang mencapai Rp 19,06 triliun atau melesat 23,3 persen lebih tinggi dibandingkan 2012.

"Laba juga disumbang oleh realisasi pendapatan non bunga yang mencapai Rp 9,44 triliun atau  tumbuh 11,8 persen," kata Gatot.

Pada 2013, BNI juga mampu meningkatkan rasio return on asset (ROA) dari 2,9 persen pada 2012 menjadi 3,4 persen pada 2013. Begitu pula dengan return on equity (ROE) yang juga menguat dari 20 persen pada tahun 2012 menjadi 22,5 persen pada tahun 2013.

BNI juga mampu membukukan peningkatan Net Interest Margin (NIM) dari 5,9 persen pada 2012 menjadi 6,1 persen pada 2013.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014