London (Antara Kalbar) - Para peneliti Inggris dan Amerika memprediksi bahwa pemanasan global dapat menyebabkan malaria menyebar ke tempat-tempat yang praktis belum pernah dilanda penyakit pembawa maut tersebut.
Dalam tulisan di jurnal Science, para peneliti menyatakan mereka mendapati apa yang mereka sebut “bukti tak terbantahkan†mengenai dampak perubahan iklim.
Menurut para peneliti yang bekerja di Kolombia dan Ethiopia itu, mereka menemukan kasus malaria meningkat pada tahun-tahun di mana suhu menghangat dan berkurang pada waktu suhu lebih sejuk.
Mereka menyatakan bahwa jika suhu bumi semakin hangat, orang-orang yang tinggal di kawasan tropis akan lebih rentan terhadap malaria karena kurang terlindung dari penyakit ini.
Organisasi Kesehatan Sedunia menyatakan malaria menewaskan lebih dari 600 ribu orang per tahun, dan Afrika yang paling parah terimbas.
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk. Malaria dapat dicegah dengan insektisida, kelambu dan obat.
(voa)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Dalam tulisan di jurnal Science, para peneliti menyatakan mereka mendapati apa yang mereka sebut “bukti tak terbantahkan†mengenai dampak perubahan iklim.
Menurut para peneliti yang bekerja di Kolombia dan Ethiopia itu, mereka menemukan kasus malaria meningkat pada tahun-tahun di mana suhu menghangat dan berkurang pada waktu suhu lebih sejuk.
Mereka menyatakan bahwa jika suhu bumi semakin hangat, orang-orang yang tinggal di kawasan tropis akan lebih rentan terhadap malaria karena kurang terlindung dari penyakit ini.
Organisasi Kesehatan Sedunia menyatakan malaria menewaskan lebih dari 600 ribu orang per tahun, dan Afrika yang paling parah terimbas.
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk. Malaria dapat dicegah dengan insektisida, kelambu dan obat.
(voa)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014