Lampung Tengah (Antara Kalbar) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan hasil evaluasi (assesmen) menunjukkan bahwa 80 persen anak jalanan disuruh para orang tua mereka untuk meminta-minta di jalanan.
"Hasil assesmen kami menemukan 80 persen anak jalanan diperintah orang tua. Karena miskin, orang tua menyuruh anaknya meminta-minta di tempat tertentu," kata Salim Segaf Al Jufri di Lampung Tengah, Minggu.
Karena itu, Salim mengatakan orang tua dari rumah tangga miskin dan sangat miskin harus diberdayakan untuk mencegah munculnya anak jalanan.
Untuk itu, diperlukan kerja sama, dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat, daerah dan masyarakat.
"Kemensos menargetkan akhir 2014 sudah tidak ada lagi anak jalanan. Kalau hanya Kemensos tentu tidak akan berhasil. Perlu peran pemerintah daerah dan masyarakat," tuturnya.
Salim mengatakan target 2014 bebas anak jalan masih terus berjalan. Dengan otonomi daerah, maka pemerintah daerah juga harus ikut menangani.
"Target memang harus spektakuler dan menantang. Apakah akan berhasil? Kita lihat akhir tahun 2014. Namun jangan berpikir kalau tidak berhasil lalu berhenti. Penanganan harus terus berjalan," katanya.
Salim mengatakan permasalahan anak jalanan paling banyak terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan. Namun, anak-anak jalanan itu bukan berasal dari daerah tersebut.
"Penyelesaiannya bukan di kota-kota besar. Permasalahan harus diselesaikan di daerah asal anak-anak jalanan itu. Mereka harus diberdayakan di sana," ujarnya.
(D018/Farochah)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Hasil assesmen kami menemukan 80 persen anak jalanan diperintah orang tua. Karena miskin, orang tua menyuruh anaknya meminta-minta di tempat tertentu," kata Salim Segaf Al Jufri di Lampung Tengah, Minggu.
Karena itu, Salim mengatakan orang tua dari rumah tangga miskin dan sangat miskin harus diberdayakan untuk mencegah munculnya anak jalanan.
Untuk itu, diperlukan kerja sama, dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat, daerah dan masyarakat.
"Kemensos menargetkan akhir 2014 sudah tidak ada lagi anak jalanan. Kalau hanya Kemensos tentu tidak akan berhasil. Perlu peran pemerintah daerah dan masyarakat," tuturnya.
Salim mengatakan target 2014 bebas anak jalan masih terus berjalan. Dengan otonomi daerah, maka pemerintah daerah juga harus ikut menangani.
"Target memang harus spektakuler dan menantang. Apakah akan berhasil? Kita lihat akhir tahun 2014. Namun jangan berpikir kalau tidak berhasil lalu berhenti. Penanganan harus terus berjalan," katanya.
Salim mengatakan permasalahan anak jalanan paling banyak terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan. Namun, anak-anak jalanan itu bukan berasal dari daerah tersebut.
"Penyelesaiannya bukan di kota-kota besar. Permasalahan harus diselesaikan di daerah asal anak-anak jalanan itu. Mereka harus diberdayakan di sana," ujarnya.
(D018/Farochah)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014