Jakarta (Antara Kalbar) - Kesehatan belum menjadi prioritas masyarakat Indonesia sebagaimana fakta yang ditemukan 34 pemuda dari tim Pencerah Nusantara setelah melakukan pengabdian di sejumlah lokasi di wilayah Indonesia.

"Saat awal saya bertugas di Mentawai, Puskesmas hanya menjadi bangunan yang teronggok sebagai gedung tua. Layanan 24 jam unit gawat darurat pun pun belum ada, mereka lebih percaya dukun," kata Gustin F. Muhayani, salah satu dokter yang menjadi tim Pencerah Nusantara angkatan kedua, di Jakarta, Rabu.

Dalam laporan tengah tahun pengabdiannya di Mentawai, Gustin menuturkan persoalan yang mereka hadapi bukan saja karena paradigma akan kesehatan masyarakat yang masih rendah tetapi juga infrastruktur dan fasilitas yang juga tidak mendukung.

Meskipun begitu, ia dan timnya yang terdiri dari bidan, perawat, dan pemerhati kesehatan itu berhasil mengintervensi jam operasional Puskesmas di sana.

"Dengan adanya pencerah nusantara, kami berhasil mengintervensi bagaimana Puskesmas seharusnya berjalan dengan sistem shift pelayanan 24 jam. Namun permasalahan paling besar adalah medan yang cukup berat," jelasnya.

Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs) Prof Dr dr. Nila Moeloek, SpM (K) mengatakan belum semua masyarakat di Indonesia tersentuh pelayanan kesehatan.

"Jaminan kesehatan nasional masih agak sulit. Saat orang tidak memiliki asuransi kesehatan, ketika sakit ia menunda pengobatan yang lantas bisa menjadi semakin parah dan membutuhkan biaya yang lebih besar," jelas Nila.

Apalagi berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, lanjut Nila, kesehatan bukan prioritas hidup masyarakat Indonesia. Prioritas mereka yang nomor satu adalah rumah, yang kedua adalah pendidikan untuk masyarakat di kota dan baju anak untuk masyarakat di desa.

"Maka kita harus mengedukasi dan menjaga masyarakat agar mereka tidak sakit. Selain itu didorong kebutuhan pelayanan kesehatan Indonesia yang begitu mendesak dengan populasi masyarakat Indonesia yang begitu banyak," ujar Nila.

Pencerah Nusantara merupakan gerakan sosial berbasis kesehatan dan kemitraan lintas sektor yang diinisiasi oleh Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs. Gerakan ini menjadi salah satu terobosan dalam usaha mencapai target MDGs melalui kesehatan masyarakat sebagai daya ungkit strategisnya.

Tim Pencerah Nusantara angkatan kedua melakukan pengabdian selama setahun di tujuh lokasi di pelosok Indonesia antara lain Mentawai, Karawang, Tosari, Berau, Lindu, Ogotua, dan Ende.  
    
"Namun kesehatan tidak bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan saja, melainkan harus lintas sektor seperti budaya, sosial, dan infrastruktur. Kesehatan tidak akan mungkin bekerja sendiri," kata Nila.

(M047/I. Sulistyo)

Pewarta: Monalisa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014