Anjongan (Antara Kalbar) - Masyarakat dayak Kanayatn dari 24 Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan di tiga kabupaten, yaitu Landak, Kubu Raya dan Kabupaten Pontianak, menggelar secara bersama upacara Naik Dango ke-29 tahun 2014.
Ritual ucapan syukur atas penen padi itu dipusatkan di Rumah Adat Desa Bilado Kecamatan Anjongan Kabupaten Pontianak, Selasa (29/4).
Acara dibuka Gubernur Kalbar diwakili Kepala Kepegawaian Daerah Kartius. Dihadiri kepala daerah dan Ketua DAD dari tiga kabupaten tersebut.
"Upacara Naik Dango harus dipertahankan dan dilestarikan. Jangan malah mundur tapi dikemas lebih manarik sehingga bisa menjadi kunjungan wisatawan," kata Kartius dalam pidatonya.
Menurut dia, upacara Naik Dango ada hubungan dengan musim panen padi masyarakat adat Dayak.
"Kita berharap petani harus modern, berorganisasi sehingga lebih sejahtera. Jangan bertani tradisoional lagi, buat kelompok tani dan mengajukan bantuan alat pertanian kepada pemerintah," kata Kartius.
Seperti diketahui upacara Naik Dango merupakan kegiatan ritual seputar panen padi adalah ungkapan syukur masyarakat Dayak kepada Sang Pencipta akan hasil yang telah diperoleh.
Tempat penyelenggaraan dilaksanakan bergantian antarkecamatan setiap tahun, yang ditetapkan berdasarkan musyawarah Dewan Adat kabupaten setempat.
Disamping upacara adat, diadakan pula pesta wisata dan budaya Naik dango yang diisi dengan pertunjukan kesenian, lomba permainan tradisonal, lomba kesenian daerah, pameran, seminar kebudayaan dan pasar rakyat.
Upacara Naik Dango sudah menjadi agenda tahunan dilaksanakan setiap tanggal 27 April. Namun tahun ini diundur 29 April. Semua kecamatan melalui DAD di tiga Kabupaten wajib turut serta memeriahkannya upacara Naik Dango mengirim kontingen dan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Ritual ucapan syukur atas penen padi itu dipusatkan di Rumah Adat Desa Bilado Kecamatan Anjongan Kabupaten Pontianak, Selasa (29/4).
Acara dibuka Gubernur Kalbar diwakili Kepala Kepegawaian Daerah Kartius. Dihadiri kepala daerah dan Ketua DAD dari tiga kabupaten tersebut.
"Upacara Naik Dango harus dipertahankan dan dilestarikan. Jangan malah mundur tapi dikemas lebih manarik sehingga bisa menjadi kunjungan wisatawan," kata Kartius dalam pidatonya.
Menurut dia, upacara Naik Dango ada hubungan dengan musim panen padi masyarakat adat Dayak.
"Kita berharap petani harus modern, berorganisasi sehingga lebih sejahtera. Jangan bertani tradisoional lagi, buat kelompok tani dan mengajukan bantuan alat pertanian kepada pemerintah," kata Kartius.
Seperti diketahui upacara Naik Dango merupakan kegiatan ritual seputar panen padi adalah ungkapan syukur masyarakat Dayak kepada Sang Pencipta akan hasil yang telah diperoleh.
Tempat penyelenggaraan dilaksanakan bergantian antarkecamatan setiap tahun, yang ditetapkan berdasarkan musyawarah Dewan Adat kabupaten setempat.
Disamping upacara adat, diadakan pula pesta wisata dan budaya Naik dango yang diisi dengan pertunjukan kesenian, lomba permainan tradisonal, lomba kesenian daerah, pameran, seminar kebudayaan dan pasar rakyat.
Upacara Naik Dango sudah menjadi agenda tahunan dilaksanakan setiap tanggal 27 April. Namun tahun ini diundur 29 April. Semua kecamatan melalui DAD di tiga Kabupaten wajib turut serta memeriahkannya upacara Naik Dango mengirim kontingen dan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014