Pontianak (Antara Kalbar) - Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pontianak, Senin, dalam aksi damainya di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak mempertayakan proses hukum kasus pemukulan yang dialami oleh mahasiswa, Dede Sukarman anggota Solmadapar, Jumat (2/5) oleh anggota polisi.

"Aksi kami hari ini, yakni mempertanyakan dan menuntut kejelasan proses hukum kasus pemukulan terhadap anggota Solidaritas Mahasiswa Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) yang dilakukan oleh anggota polisi," kata Ketua HMI Cabang Pontianak Tajudin saat melakukan orasinya di Tugu Bundaran Untan Pontianak.

Dede Sukarman salah seorang mahasiswa STKIP Pontianak, yang tergabung dalam Solmadapar menjadi korban pemukulan oleh anggota polisi sehingga mengalami luka bocor pada bagian kepalanya, saat melakukan demo menyambut Hari Pendidikan Nasional.

Bentrok antara mahasiswa dan polisi terjadi berawal ketika mahasiswa mau membakar ban menggunakan premium saat akan melakukan aksinya.

Dalam aksinya HMI Cabang Pontianak juga menuntut kejelasan proses hukum kepada anggota TNI Pos Pamtas yang menganiaya Kepala Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, Mulyadi, Senin (5/5).

Seperti yang diberitakan di media cetak lokal, Kades Temajuk, Mulyadi bersama beberapa kepala desa lainnya di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas mengadu ke bupati Sambas, Selasa (6/5) atas penganiayaan yang dilakukan oknum anggota TNI Pos Pamtas pada Mulyadi yang hingga mengalami pendarahan di bagian telinga kirinya.

Ketua HMI Cabang Pontianak menambahkan, pihaknya melihat seolah-olah aparat kepolisian dan TNI kebal terhadap hukum, sehingga kekerasan yang dilakukan oleh anggota polisi dan TNI tidak tersentuh hukum, sehingga mereka semena-mena dalam menjalankan tugasnya.

HMI berharap reformasi tetap berjalan terus dengan penegak hukum yang bersih, tidak seperti sekarang. "Kalau penegak hukumnya saja kotor, bagaimana mereka mau menegakkan hukum," katanya.

Tajudin menilai hingga saat ini reformasi di Indonesia secara umumnya masih banyak kekacauan, karena masih merajalelanya praktik KKN.

"Sehingga saat ini belum ada reformasi atau istilahnya reformasi hanya omong kosong saja," kata Tajudin.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014