Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menilai bangsa Indonesia akan lebih banyak menghadapi tantangan eksternal di masa depan yang harus bisa dihadapi oleh pemimpin berikutnya.
Tantangan yang dimaksud Jokowi itu antara lain kenaikan harga pangan dipicu perang Rusia di Ukraina serta potensi kenaikan harga minyak dunia akibat meluasnya konflik di Timur Tengah, jika konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung di Gaza tidak segera dihentikan.
"Kepemimpinan ke depan, terutama di tahun 2024, 2029, 2034, itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau tidak," kata Jokowi pada pembukaan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, seperti dipantau secara daring di Jakarta, Jumat malam.
Jokowi mengingatkan bahwa dalam sebuah peradaban, suatu negara hanya memiliki satu kali kesempatan untuk bisa memaksimalkan potensinya dan melompat ke jajaran negara maju.
Oleh karena itu, kesempatan yang dimiliki Indonesia tidak boleh dilewatkan, tegas Jokowi.
"Peluang kita ada, kesempatan kita juga ada, tetapi tantangannya juga banyak," tambahnya.
Jokowi mencontohkan negara-negara di Amerika Latin, yang sejak tahun 1950an sudah menjadi negara berkembang dan masih tetap menjadi negara berkembang sampai saat ini.
Bahkan, lanjutnya, ada negara di kawasan tersebut yang malah menjadi negara miskin karena tidak bisa memanfaatkan potensi dan momentum untuk maju.
"Ini yang kita tidak mau. Kesempatan dan peluang yang ada harus kita manfaatkan," tegasnya.
Dia berharap generasi muda kader HMI dan Kohati bisa optimistis dalam menatap masa depan Indonesia, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
"Memang yang muda-muda ini harus optimistis. Ada tantangan yang kita tahu; tetapi tidak usah pesimistis, tidak usah takut atau khawatir," ujar Jokowi.
Indonesia akan lebih banyak hadapi tantangan eksternal
Jumat, 24 November 2023 21:19 WIB