Jakarta (Antara Kalbar) - Pemerintahan baru mendatang diharapkan tidak terganggu dan gampang tunduk pada tekanan serikat pekerja BUMN yang menolak program konsolidasi perbankan.

"Pasalnya sikap kurang tegas negara atas berbagai tekanan akan membuat posisi mereka menjadi kian kuat dan bakal diikuti oleh serikat-serikat pekerja BUMN lainnya," kata Ketua Forum Pengusaha Muda Nahdlatul Ulama (FPMNU) M Faizin di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan konsolidasi perbankan tetap harus dijalankan dan  pemerintah tidak boleh tersandera dengan tuntutan serikat pekerja, dan kalau hal ini dibiarkan tidak mustahil bakal diikuti serikat pekerja BUMN lainnya.

Mandegnya rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri, lanjut dia, disesalkan oleh banyak pihak, terlebih salah satu alasannya adalah faktor pertimbangan penolakan karyawan yang tergabung dalam SP BTN. Faktor ini dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi pemerintahan mendatang untuk melakukan langkah konsolidasi perbankan.

"Hingga saat ini platform pasangan capres belum berbicara secara gamblang mengenai penguatan perbankan. Padahal akuisisi justru membuat suku bunga menjadi efisien dan kompetitif. Dan ini akan menguntungkan masyarakat dan dunia usaha," ujar dia.

Faiz melanjutkan, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 sudah di depan mata. Jika pemerintah sekarang dan pemerintah terpilih nanti tidak meneruskan program konsolidasi perbankan, ia mengkhawatirkan perbankan nasional, khususnya bank BUMN akan tergusur oleh bank-bank asing, terutama dari Singapura dan Malaysia.

"Adaptasi dengan melakukan konsolidasi adalah keharusan," katanya.

Sementara itu, Pengamat Perbankan Fadli mengatakan, pasar amat menunggu langkah konsolidasi perbankan.  
    
Ia berpendapat agar konsolidasi perbankan yang akan dilakukan oleh pemerintahan baru nanti mengedepankan pertimbangan obyektif dan dilandasi semangat memajukan dunia perbankan nasional, serta tidak gampang tunduk pada tekanan SP BUMN.

Sebagai catatan, SP BTN sudah dua kali melakukan aksi penolakan akuisisi, yakni pada tahun 2005 dan 2014. Bahkan, Ketua SP BTN juga memprovokasi SP Pegadaian, seiring adanya wacana Pegadaian akan diakuisisi oleh BRI.

Hal ini berbeda dengan bank-bank lainnya seperti BII, Danamon, Permata, dan bank lainnya, yang tidak ada gejolak ketika bank tempat mereka bekerja diakuisisi bahkan dimerger oleh investor atau pemegang saham mayoritas.

Pewarta: Budi Suyanto

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014