Jakarta (Antara Kalbar) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung program tol laut karena menilai bahwa konektivitas nasional berbasis maritim untuk menunjang pergerakan dan pertumbuhan ekonomi daerah belum berjalan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Ekonomi Daerah Natsir Mansyur di Jakarta, Senin, mengatakan belum berjalannya konektivitas nasional berbasis maritim untuk menunjang pergerakan dan pertumbuhan ekonomi daerah diperkirakan akan berdampak kepada tidak efisiennya ekonomi nasional.
Selain itu, katanya, dampak-dampak belum berjalannya konektivitas berbasis maritim ini antara lain angkutan barang antarpulau menjadi mahal, daya saing lemah, tingginya biaya logistik. Karena itu pula Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 26 Tahun 2013 tentang Sistem Logistik Nasional (Sislognas) berjalan lambat.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan perlu diperkuat konektivitas berbasis maritim yang ditunjang dengan sarana kapal yang melayari laut jarak pendek menghubungkan satu pulau dengan pulau lain (short sea shipping).
Kadin, lanjut dia, mendukung Program Tol Laut yang digagas Joko Widodo-Jusuf Kalla akan berperan penting karena berdampak luas terhadap pergerakan ekonomi daerah. Namun, program tersebut perlu didukung sarana kapal kapasitas menengah 5000 DWT yang diperkirakan kebutuhannya mencapai 500 unit yang terdiri atas kapal migas, curah atau bulk, pangan, perkebunan, ternak, cargo serta pelabuhan.
Selain itu, ia mengatakan, kapal-kapal yang melayari perairan Indonesia relatif tua, usianya di atas 15 tahun sehingga pengoperasiannya kurang efisien.
Untuk menunjang program tersebut dapat dijadikan sebagai konektivitas berbasis maritim untuk melayari jarak pendek, pihaknya menghimbau Kementrian terkait perlu lebih serius, karena program tersebut dapat menghidupkan pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, menjadi lebih efisien serta memantapkan persiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Tol yang dimaksud Jokowi adalah menggerakkan kapal besar untuk mengangkut barang hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Konsep ini dapat mengurangi beban biaya angkutan barang, sehingga diyakini efektivitas meningkat dan biaya akan berkurang banyak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Ekonomi Daerah Natsir Mansyur di Jakarta, Senin, mengatakan belum berjalannya konektivitas nasional berbasis maritim untuk menunjang pergerakan dan pertumbuhan ekonomi daerah diperkirakan akan berdampak kepada tidak efisiennya ekonomi nasional.
Selain itu, katanya, dampak-dampak belum berjalannya konektivitas berbasis maritim ini antara lain angkutan barang antarpulau menjadi mahal, daya saing lemah, tingginya biaya logistik. Karena itu pula Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 26 Tahun 2013 tentang Sistem Logistik Nasional (Sislognas) berjalan lambat.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan perlu diperkuat konektivitas berbasis maritim yang ditunjang dengan sarana kapal yang melayari laut jarak pendek menghubungkan satu pulau dengan pulau lain (short sea shipping).
Kadin, lanjut dia, mendukung Program Tol Laut yang digagas Joko Widodo-Jusuf Kalla akan berperan penting karena berdampak luas terhadap pergerakan ekonomi daerah. Namun, program tersebut perlu didukung sarana kapal kapasitas menengah 5000 DWT yang diperkirakan kebutuhannya mencapai 500 unit yang terdiri atas kapal migas, curah atau bulk, pangan, perkebunan, ternak, cargo serta pelabuhan.
Selain itu, ia mengatakan, kapal-kapal yang melayari perairan Indonesia relatif tua, usianya di atas 15 tahun sehingga pengoperasiannya kurang efisien.
Untuk menunjang program tersebut dapat dijadikan sebagai konektivitas berbasis maritim untuk melayari jarak pendek, pihaknya menghimbau Kementrian terkait perlu lebih serius, karena program tersebut dapat menghidupkan pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, menjadi lebih efisien serta memantapkan persiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Tol yang dimaksud Jokowi adalah menggerakkan kapal besar untuk mengangkut barang hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Konsep ini dapat mengurangi beban biaya angkutan barang, sehingga diyakini efektivitas meningkat dan biaya akan berkurang banyak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014