Kairo (Antara Kalbar) - Publik Mesir mengutuk keras pelaku perampokan yang menyebabkan meninggalnya Gusti Rahma Yani, mahasiswi asal Padang Panjang, Sumatera Barat, yang sedang kuliah di Universitas Al Azhar di Kairo. 

"Ini kejahatan yang sangat keji dan pelakunya harus dihukum berat," kata Syeikh Agung Al Azhar, Prof Dr Ahmed Al Tayeb, dan secara khusus mengutus Wakil Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Abbas Siman untuk  menjadi imam shalat jenazah almarhumah, Sabtu (19/7) petang.

Duta Besar RI untuk Mesir Nurfazi Suwandi kepada ANTARA usai shalat jenazah mengatakan, selain publik Mesir, pernyataan kutukan dan keprihatinan juga datang dari para duta besar yang tergabung dalam Korps Diplomatik ASEAN di Mesir.

Sejumlah media massa Mesir, seperti Al Masri Al Yaoum, Al Akhbar, Al balad, dan Al Watan, juga mengutip Rektor Universitas Al Azhar Prof Dr Osama El Abed dan beberapa kalangan tokoh masyarakat setempat mengecam kejatahan itu dan mendesak pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Shalat jenazah di Masjid Al Salam, Distrik Hayl Asyir, Madinat Nasr, di Kairo timur, itu dihadiri kalangan petinggi Al Azhar, antara lain Sekjen Akademi Riset Al Azhar, Penasehat Syeikh Agung Al Azhar, Direktur Asrama Mahasiswa Al Azhar Dr Hosam Shakir, di samping Dubes Nurfaizi dan ratusan mahasiswa Indonesia dan warga setempat.

Dubes Nurfaizi menjelaskan, sesuai permintaan orang tua almarhumah, jenazah dipulangkan ke Indonesia untuk dikuburkan di Padang Panjang.

Jenazah akan diterbangkan dengan pesawat reguler Turki Air pada Ahad (20/7) dan TK-66 dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Senin (21/7) pukul 18.20 WIB setelah transit di Istambul Turki, dan selanjutnya jenazah tersebut diterbangkan ke Padang untuk diserahkan kepada orang tuanya, kata Staf Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Puji Basuki.

Semua biaya pemulangan jenazah tersebut ditanggung oleh KBRI Kairo, kata Dubes dan menambahkan, Kepala Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Nugroho Yuwono Aribhimo telah pulang terlebih dahulu ke Indonesia untuk persiapan penyerahan jenazah kepada keluarganya di Padang.

    
Perampokan

Peristiwa mengenaskan itu bermula ketika Gusti Rahma Yani bersama seorang rekan seasrama mahasiswi dari Indonesia, Rizqana Mursyidah, hendak kembali ke Asrama Buust usai buka bersama di Hayl Asyir, Nasr City hari Kamis (17/7).

Menurut penuturan Rizqana Mursyidah, mereka berdua menumpangi angkutan umum trayek yang warga setempat menyebutnya "tamco" sekitar  pukul 20.30. Di dalam mobil sudah ada tiga pria termasuk supir.

Beberapa saat di perjalanan, tramco berbelok ke arah kawasan sepi yang bukan rutenya.

Gusti dan Rizqana mulai curiga dan bertanya mau kemana, dijawab mau mengisi bensin. Keduanya pun memohon agar diturunkan saja, tapi dijawab dengan todongan pisau.

Tanpa pikir panjang, Gusti meloncat dari jendela tramco di tengah kecepatan tinggi, tapi Rizqana sempat bertahan dan diminta paksa agar ia menyerahkan telepon genggam dan tas jinjing.

Rizqana pun diturunkan setelah ia menyerahkan hp dan tasnya, namun tangannya terkena sabetan pisau pelaku.

Gusti didapatinya telah terkapar di aspal jalan, hidungnya berdarah, dan mengembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan ke Rumah Sakit Zein Houm di Majrul Uyyun, Kairo.  
   
Menurut penuturan beberapa temannya, Gusti tergolong mahasiswi berprestasi.

"Gusti selama di Kairo termasuk mahasiswi berpretasi dalam pendidikan, almarhum baru saja naik tingkat empat atau tingkat akhir kuliah di Fakurltas Syariah Islamiyah Al Azhar," kata Tsaqofina Hanifa, mantan Ketua Wihdah, Perhimpunan Mahasiswi Indonesia-Mesir.

Penilaian senada diutarakan Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Amrizal Batubara.

"Gusti dinilai berprestasi. Buktinya, Direktur Asrama Putri Al Azhar merasa kehilangan atas meninggalnya Gusti, dan dipuji sebagai mahasiswa rajin belajar dan mengaji Al Quran," katanya.

Sementara itu, menurut Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo, Windratmo Suwarno, Kepolisian Distrik Nasr City telah membentuk dua tim untuk memburu pelaku kejahatan tersebut.

"Kedua tim polisi tersebut saat ini aktif menyisir tempat kejadian untuk memburu pelaku. Pengusutan polisi ini dikawal oleh Al Azhar dan KBRI," katanya.

Dubes Nurfaizi mengemukakan, pihak polisi berjanji akan menemukan pelakunya dalam waktu secepatnya dua atau tiga hari mendatang.

Pewarta: Munawar Saman Makyanie

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014