Jakarta (Antara Kalbar) - Partisipasi umat Islam belum selesai pasca-Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014, kata Prof Dr Hamdan Zoelva dalam khutbahnya usai Shalat Idul Fitri 1435 H di Lapangan Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Senin.

Zoelva yang kini menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan, umat Islam harus tetap berpastisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan pendapat, kritik atau pun saran atas jalannya pemerintahan sebagaimana prinsip klasik demokrasi yang menganut paham "majority rule" atau pemerintahan oleh mayoritas.

"Prinsip ini mengandung makna pemerintahan demokrasi adalah pengaturan oleh mayoritas. Mayoritaslah yang berkuasa dan menentukan jalannya kebijakan negara," kata Zoelva yang menyampaikan khotbah berjudul "Memaknai Demokrasi Kita" merujuk pada mayoritas penduduk Indonesia yang menganut agama Islam.

Ia mengatakan, keberhasilan pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia adalah salah satu sumbangsih terbesar umat Islam dalam membangun demokrasi, meski sebelumnya banyak pengamat asing dari berbagai negara meragukan dan tidak percaya akan suksesnya demokrasi Indonesia.

"Sebab, mereka sebelumnya berpikir bahwa Islam tidak 'compatible' atau tidak cocok dengan demokrasi. Dan Islam dianggap tidak akan bisa berdemokrasi seperti yang mereka bayangkan terjadi di negeri Timur Tengah," katanya.

Zoelva mengatakan, demokrasi di Indonesia sudah berubah, tidak lagi dalam makna adanya kebebasan mutlak dari rakyat, namun ada batas dan aturan yang tidak bisa dilanggar, atau disebut juga dengan demokrasi konstitusional.

"Norma hukum dan konstitusi membatasi kebebasan berdemokrasi, membatasi kebebasan mutlak dari rakyat," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Zoelva, dalam prinsip demokrasi konstitusional harus tetap mengacu pada musyawarah bersama.

Ia berharap, umat Islam tidak perlu khawatir terhadap siapa pun presiden yang terpilih, karena pemerintahan yang terbentuk wajib memperhatikan suara mayoritas rakyatnya, dalam hal ini umat Islam, sebab Islam memiliki peran penting.

"Prinsipnya, perbedaan yang terbentuk di negara ini adalah bagian dari karunia, sehingga kerukunan hidup bernegara haruslah kita bangun bersama, dan mencontoh negara Kota Madina yang dibangun oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW," katanya.  
     
Pelaksanaan Sholat Idul Fitri di Lapangan Masjid Agung Al Azhar juga dihadiri oleh Cawapres terpilih Jusuf Kalla serta ribuan jamaah.

Pewarta: Abdul Malik

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014