Seoul (Antara Kalbar/AFP) - Kapal minyak Singapura beserta 21 pelautnya dibebaskan pada Ahad atau sepekan sesudah dibajak di perairan Ghana, Afrika Barat, kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Kapal minyak berbobot 3.200 ton dengan nakoda dan kepala warga Korea Selatan itu dibajak pada 26 Juli di lepas pantai Ghana, kata kementerian tersebut.
Kapal yang memuat angkutan di Kepulauan Kiribati di Pasifik itu juga diawaki 12 warga Tiongkok, seorang warga Singapura dan enam warga Birma.
"Seluruh pelautnya tidak terluka dan agaknya para perompak sudah mencuri bahan bakar," katanya, dengan menambahkan bahwa kapal tanker itu dibebaskan di lepas pantai Nigeria.
"Terjadi peningkatan tajam kasus pembajakan kapal di perairan Afrika Barat tetapi dalam banyak kasus, mereka meninggalkan kapal setelah mengambil minyak, uang atau barang berharga lain," kata pejabat tinggi di Seoul yang dikutip kantor berita Yonhap.
"Masalah ini agaknya serupa dengan kasus-kasus itu," katanya.
Perompakan di lepas pantai Afrika Varat meningkat dalam beberapa tahun ini, para penyerang mengarah kapal-kapal minyak yang memainkan peran penting di wilayah yang sedang berkembang subur sebagai wilayah industri minyak.
Biro Kelautan Internasional mengatakan, perompakan di Afrika Barat merupakan 19 persen dari kasus pembajakan di seluruh dunia pada tahun lalu, sementara bajak laut asal Nigeria mencapai 31 dari 51 serangan sejak 2008.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Kapal minyak berbobot 3.200 ton dengan nakoda dan kepala warga Korea Selatan itu dibajak pada 26 Juli di lepas pantai Ghana, kata kementerian tersebut.
Kapal yang memuat angkutan di Kepulauan Kiribati di Pasifik itu juga diawaki 12 warga Tiongkok, seorang warga Singapura dan enam warga Birma.
"Seluruh pelautnya tidak terluka dan agaknya para perompak sudah mencuri bahan bakar," katanya, dengan menambahkan bahwa kapal tanker itu dibebaskan di lepas pantai Nigeria.
"Terjadi peningkatan tajam kasus pembajakan kapal di perairan Afrika Barat tetapi dalam banyak kasus, mereka meninggalkan kapal setelah mengambil minyak, uang atau barang berharga lain," kata pejabat tinggi di Seoul yang dikutip kantor berita Yonhap.
"Masalah ini agaknya serupa dengan kasus-kasus itu," katanya.
Perompakan di lepas pantai Afrika Varat meningkat dalam beberapa tahun ini, para penyerang mengarah kapal-kapal minyak yang memainkan peran penting di wilayah yang sedang berkembang subur sebagai wilayah industri minyak.
Biro Kelautan Internasional mengatakan, perompakan di Afrika Barat merupakan 19 persen dari kasus pembajakan di seluruh dunia pada tahun lalu, sementara bajak laut asal Nigeria mencapai 31 dari 51 serangan sejak 2008.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014