Ngabang (Antara Kalbar) - Masih kurangnya tenaga guru sekolah pedalaman di Kabupaten Landak  menjadi momok bagi pemerintah setempat, sehingga diadakan program pengembangan "mobile teacher"..

Berbagai cara dilakukan Pemkab Landak untuk mengatasi masalah kekurangan guru ini. Salah satunya dengan melakukan program pengembangan mobile teacher atau guru kunjung.

Namun, sebelum para guru diturunkan untuk mengikuti program tersebut, Kamis (7/8) digelar workshop program pengembangan mobile teacher, bertempat di aula Dinas Pendidikan Landak. Kegiatan yang digelar selama dua hari.

Bupati Landak Adrianus Asia Sidot disela membuka pelatihan mengatakan, program mobile teacher ini merupakan salah satu strategi dalam mengatasi ketidakmerataan pendistribusian guru, terutama sekolah di daerah pedalaman.

 "Hasil yang dicapai dalam program ini yaitu peningkatan mutu pendidikan. Apalagi program ini sebenarnya sejak tahun 2005 sudah dilakukan. Namun di dalam perjalanannya, ada pasang surutnya," ujar Bupati.

Menurut orang nomor satu di Landak ini, dari sisi pendistribusian tenaga guru, seharusnya sekolah di daerah pedalaman lebih diprioritaskan.

"Tapi pada kenyataannya penempatan tenaga guru di sekolah pedalaman ini banyak masalah. Akibatnya, penempatan guru di sekolah pedalaman ini harus dipertimbangkan kembali," katanya.
Adrianus berpesan kepada para guru yang ikut terlibat dalam program mobile teacher ini supaya sungguh-sungguh mengikuti program tersebut.

 "Kami tetap berusaha untuk menghitung secara riil kebutuhan anda di lapangan nanti," janjinya.

Ia menambahkan, apabila program mobile teacher ini bisa berjalan dengan baik, dunia pendidikan di Landak juga akan berjalan dengan baik.

 "Bahkan program ini bisa menjadi model baik di tingkat provinsi dan nasional. Sayapun meminta program ini harus ada evaluasi minimal 3 bulan sekali. Demikian juga dengan pejabat di Dinas Pendidikan Landak juga harus sering mendatangi sekolah-sekolah yang menjadi sasaran program ini," pinta bupati.

Kepala Dinas Pendidikan Landak, Aspansius mengakui, mutu pendidikan di Landak belum menggembirakan, terutama sekolah yang masih kekurangan guru.

 "Hal ini disebabkan masih kurangnya tenaga guru, tidak meratanya pendistribusian guru di sejumlah SD di Landak, belum terdapatnya pola penempatan guru, kurang semangatnya guru dalam melaksanakan tugas dan kurangnya kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas," beber Aspan.

Yang paling mendesak kata Aspansius, yakni pendistribusian guru.

"Oleh karena itu, salah satu strategi yang  kita lakukan yakni menggelar program mobile teacher. Namun sebelum para guru ini mengikuti program ini, terlebih dahulu dilakukan Diklat agar mengetahui secara persis program tersebut," katanya.

Program mobile teacher itu sendiri diikuti para guru, Kepsek dan pengawas sekolah.

Pewarta: Kundori

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014