Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sambas sejak tahun 2011 bersama Wahana Visi Indonesia telah mengembangkan program Sekolah Hijau di daerah perbatasan yang memberikan dampak positif bagi kreativitas dan kualitas siswa.

Menurut Regional Operation Manager Wahana Visi Indonesia Provinsi Kalbar Irene Marbun saat dihubungi di Pontianak, Rabu, untuk mendokumentasikan keberhasilan dari program tersebut, akan diluncurkan buku "Tumbuh di Batas Negeri".

Peluncuran buku tersebut dilakukan di SDN 07 Sasak, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas pada Kamis (4/9).

"Komitmen kemitraan multi pihak yang telah melahirkan program Sekolah Hijau Sambas ini, telah mengantar Kabupaten Sambas meraih MDG Awards 2013 kategori Pendidikan bulan Maret 2014 lalu," ungkap Irene Marbun.

Di Kabupaten Sambas, konsep Sekolah Hijau diadopsi oleh tiga sekolah dasar, yakni SDN 07 Sasak, SDN 01 Aruk dan SDN 03 Sajingan sejak tahun 2011. Kini, sudah menghasilkan perubahan positif di lingkungan sekolah.

Secara kasat mata, perubahan yang paling terlihat adalah kerapian, kebersihan lingkungan sekolah, dan metode pembelajaran.

Pendekatan cara belajar yang baru telah mendorong anak-anak melakukan diskusi kelompok. "Berbeda dengan suasana kelas sebelumnya yang bersifat konvensional," ujar Irene Marbun.

Ia menambahkan, dengan pembelajaran SERU (Senang, Efektif, Ramah dan Unik), seorang guru dimudahkan menyiapkan materi pembelajarannya. Selain itu, persiapan menjadi lebih sederhana karena beban tugas guru berkurang dalam membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Namun sebaliknya menjadikan wawasan guru semakin bertambah.

Irene Marbun mengatakan, Kabupaten Sambas yang terletak di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia, mengalami tantangan degradasi lingkungan.

Kondisi tersebut tidak hanya memengaruhi kualitas hidup warga, namun juga mengancam masa depan generasi muda yang bisa jadi kehilangan identitas budaya mereka. "Sehingga tidak heran kalau bupati sangat mendukung hadirnya program Sekolah Hijau di tiga lokasi," katanya.

Bupati Sambas dan DPRD setempat juga telah membahas pelaksanaan program yang nantinya akan dibiayai oleh pemerintah daerah dengan harapan direplikasi oleh sekolah-sekolah lainnya.

Menurut Irene, konsep Sekolah Hijau Sambas yang kontekstual dipandang sebagai solusi tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar yang kontekstual.

"Selain mendidik anak melestarikan lingkungan alam dan budayanya, juga membangun karakter positif pada anak. Partisipasi anak dan peran serta masyarakat diharapkan meningkat melalui implementasi Sekolah Hijau," kata Irene.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas Jusmadi mengungkapkan adanya perubahan yang terjadi seiring diterapkannya program Sekolah Hijau. Contoh SDN 7 Sasak yang sudah mengimplementasikan program Sekolah Hijau sejak 2011, rata-rata nilai UAN-nya mencapai 9,0.

Sajingan Besar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Infrastruktur yang terbatas membuat daerah tersebut tertinggal dibanding wilayah lain di pesisir.

(T011/N005)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014