Jakarta (Antara Kalbar) - Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Heriawan Soejono mempromosikan angka keberhasilan bayi tabung yang dilakukan di RSCM yang dinilai tidak jauh berbeda dengan di negara maju seperti Amerika Serikat.
"Bagi pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan tersedia program bayi tabung dengan angka keberhasilan tidak jauh berbeda dengan Amerika," kata Heriawan Soejono di Jakarta, Selasa.
Menurut Heriawan, "success rate" atau tingkat keberhasilan program bayi tabung yang dilakukan pihaknya adalah sekitar 37 persen atau tidak jauh berbeda dengan rata-rata tingkat keberhasilan di AS.
Ia juga mengemukakan, RSCM sebagai pusat rujukan tersier bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai lembaga pendidikan kedokteran tertua di Indonesia peduli terhadap generasi emas nan gemilang.
"Upaya ini perlu dipersiapkan dengan matang, mulai dari remaja yang akan menjadi calon orang tua, pemantauan semasa kehamilan dan kelahiran, sampai pada stimulasi anak-anak yang dilahirkan," kata Direktur Utama RSCM.
Untuk itu, lanjutnya, pelayanan yang dilakukan secara terpadu dan melibatkan berbagai keahlian selain bayi tabung adalah "pre-implementation genetic diagnosis" untuk penapisan kelainan genetik yang membantu keluarga yang memiliki bakat kelainan genetik untuk dapat melahirkan anak-anak yang normal.
Menurut dia, anak-anak yang sehat rohani dan jasmani serta cerdas dan berbudi pekerti baik dinilai akan menjadikan Indonesia berjaya.
Dirut RSCM juga menuturkan, upaya yang telah dilakukan RSCM-FKUI untuk menekan angka kematian ibu, bayi, dan balita antara lain perbaikan infrastruktur dan proses penanganan bayi baru lahir yang telah dapat menurunkan kejadian infeksi aliran darah.
Selain itu, upaya lainnya adalah penelitian aplikatif untuk mendeteksi pre-eklampsia berat (salah satu penyebab kematian ibu hamil) dan pencegahannya dengan susu kaya anti-oksidan.
RSCM FKUI juga memiliki pembuatan inkubator pada program bayi tabung yang bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komputer UI yang memungkinkan pemantauan embrio 24 jam sehari sehingga dapat diidentifikasi bakal janin yang baik untuk ditanamkan ke rahim ibu dengan harapan melahirkan anak-anak yang berkualitas.
"Inkubator embrio ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan tidak banyak negara tetangga yang mampu membuatnya," ucapnya.
(M040/H. Wahyudono)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Bagi pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan tersedia program bayi tabung dengan angka keberhasilan tidak jauh berbeda dengan Amerika," kata Heriawan Soejono di Jakarta, Selasa.
Menurut Heriawan, "success rate" atau tingkat keberhasilan program bayi tabung yang dilakukan pihaknya adalah sekitar 37 persen atau tidak jauh berbeda dengan rata-rata tingkat keberhasilan di AS.
Ia juga mengemukakan, RSCM sebagai pusat rujukan tersier bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai lembaga pendidikan kedokteran tertua di Indonesia peduli terhadap generasi emas nan gemilang.
"Upaya ini perlu dipersiapkan dengan matang, mulai dari remaja yang akan menjadi calon orang tua, pemantauan semasa kehamilan dan kelahiran, sampai pada stimulasi anak-anak yang dilahirkan," kata Direktur Utama RSCM.
Untuk itu, lanjutnya, pelayanan yang dilakukan secara terpadu dan melibatkan berbagai keahlian selain bayi tabung adalah "pre-implementation genetic diagnosis" untuk penapisan kelainan genetik yang membantu keluarga yang memiliki bakat kelainan genetik untuk dapat melahirkan anak-anak yang normal.
Menurut dia, anak-anak yang sehat rohani dan jasmani serta cerdas dan berbudi pekerti baik dinilai akan menjadikan Indonesia berjaya.
Dirut RSCM juga menuturkan, upaya yang telah dilakukan RSCM-FKUI untuk menekan angka kematian ibu, bayi, dan balita antara lain perbaikan infrastruktur dan proses penanganan bayi baru lahir yang telah dapat menurunkan kejadian infeksi aliran darah.
Selain itu, upaya lainnya adalah penelitian aplikatif untuk mendeteksi pre-eklampsia berat (salah satu penyebab kematian ibu hamil) dan pencegahannya dengan susu kaya anti-oksidan.
RSCM FKUI juga memiliki pembuatan inkubator pada program bayi tabung yang bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komputer UI yang memungkinkan pemantauan embrio 24 jam sehari sehingga dapat diidentifikasi bakal janin yang baik untuk ditanamkan ke rahim ibu dengan harapan melahirkan anak-anak yang berkualitas.
"Inkubator embrio ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan tidak banyak negara tetangga yang mampu membuatnya," ucapnya.
(M040/H. Wahyudono)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014