Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak 1.719 ekor hewan dikurbankan pada Idul Adha 2014 di Kota Pontianak, yang tersebar di masjid-masjid di enam kecamatan, kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji, Minggu.

Hewan kurban itu terdiri atas 1.031 ekor sapi dan 688 ekor kambing yang terkumpul dri masyarakat.

Ia menjelaskan Idul Adha merupakan hari besar umat Islam di seluruh dunia dimana pada hari tersebut terdapat suatu kegiatan yakni penyembelihan hewan ternak (kurban) dengan tujuan mendapatkan ridho Allah SWT.

"Makna dari Idul Adha ini adalah bagaimana kita bisa mencontoh keikhlasan Nabi Ismail AS yang mengikuti perintah orang tuanya, Nabi Ibrahim AS untuk melaksanakan perintah Allah SWT," ujarnya.

Dengan keikhlasan seorang anak seperti Nabi Ismail, bisa menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Begitu pula bagi orang tua, hendaknya bisa mencontoh keteladanan Nabi Ibrahim.

"Jiwa berkorban demi kepentingan orang lain atau orang yang lebih memerlukan itu juga bisa menjadi hikmah yang bisa diambil dari Idul Adha," ungkapnya.

Sementara itu, Khatib shalat Idul Adha di Taman Alun-Alun Kapuas Pontianak Hasan Gaffar dalam tausiyahnya mengatakan berkurban bagian penting dalam menegakkan agama Allah yakni agama Islam.

Berkurban pada Hari Raya Idul Adha hanya langkah awal untuk menuju kurban-kurban yang lebih besar lagi.

"Islam tidak akan maju dan berkembang apabila semangat dan jiwa berkurban telah menipis dan bahkan telah hilang dari diri umatnya," katanya.

Selain berkurban, membelanjakan harta yang dimiliki di jalan Allah dengan cara berzakat, infaq, membangun rumah ibadah dan sebagainya juga menjadi jalan menuju surga. Hasan mengajak masyarakat yang tanahnya terkena pelebaran jalan supaya mengikhlaskan hak miliknya sebagai wakaf demi kepentingan umum.

Ia prihatin masih ada segelintir orang yang tidak rela sedikit tanahnya digunakan untuk jalan, bahkan meminta ganti rugi yang tinggi.

Padahal, dalam Hadits Qudsi disebutkan barang siapa yang membuka dan membangun jalan bagi mahluk di muka bumi, maka akan terbuka lebar baginya jalan menuju surga dan tertutup jalan baginya menuju neraka, sebaliknya, barang siapa yang menutup dan menyempitkan jalan bagi mahluk di muka bumi, maka akan terbuka lebar jalan baginya menuju neraka dan tertutup baginya jalan menuju surga.

"Bagi mereka yang minta ganti rugi atas tanahnya yang digunakan untuk kepentingan khalayak ramai, ia hanya mendapat uangnya saja. Tetapi bagi mereka yang mengikhlaskan tanahnya tanpa meminta ganti rugi sepeser pun, maka pahala akan mengalir kepadanya selama jalan itu masih ada meskipun tulang belulangnya telah hancur menjadi tanah dan debu," ujarnya.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014