Jakarta (Antara Kalbar) - Para perajin rotan di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, lebih tertarik memasarkan produk mereka ke Sarawak, Malaysia, karena agen di Indonesia belum  menampung dengan pembayaran tunai kerajinan khas daerah itu.

"Perajin di Kabupaten Bengkayang yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia itu, memasarkan hasil kerajinannya ke negara tetangga karena harga jual kerajinan yang tinggi dan pembayarannya dilakukan secara tunai," kata perajin rotan Bengkayang, Rupinah di Pameran Expo Trade Indonesia 2014 di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, permintaan kerajinan rotan seperti keranjang, bakul, dan lampu meja yang khas motif suku Dayak sangat diminati agen dan masyarakat Malaysia, dibanding pasar di Indonesia.

"Biasanya, kami menjual satu kontainer berbagai produk kerajinan ke pasar Malaysia, dengan harga yang cukup bervariasi mulai Rp300 ribu hingga Rp2 juta per unit, tergantung jenis dan tingkat kesulitan pembuatan kerajinan tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, perajin rotan kurang tertarik menjual kepada agen dan pasar-pasar tradisional di Kalimantan karena pembayaran kerajinan itu dilakukan setelah kerajinan tersebut terjual dan harganya murah.

"Jika pembeli di Malaysia secara tunai, ada barang ada uang, sehingga perajin dengan mudah memutar modal usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas kerajinan," ujarnya.

Sementara, penjualan atau pembayaran kerajinan di sejumlah pasar tradisional di Kota Pontianak dan sekitarnya dilakukan dengan sistem utang, sehingga perajin sulit untuk memutar modal usaha.

"Kami berharap pemerintah menyediakan tempat pemasaran perajin-perajin kecil di Kalimantan Barat khususnya di Bengkayang ini, agar mereka bisa menjual hasil kerajinan ini dengan baik," ujarnya.

Menurut dia, kerajinan-kerajinan hasil perajin kecil Bengkayang ini yang dibeli oleh agen di negara tetangga itu, dipasarkan kembali di Indonesia dengan merek kerajinan made in Malaysia.

"Kerajinan hasil perajin Bengkayang ini yang dipasarkan kembali di Indonesia sama, cuma yang berbeda hanya merek kerajinan saja dengan harga yang tinggi," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014