Jakarta (Antara Kalbar) - Sejumlah pihak berkepentingan dari Indonesia dan delegasi badan dunia membahas tujuh situs di Indonesia yang berpotensi masuk ke dalam nominasi Situs Warisan Dunia dari Badan Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

"Indonesia tengah menyiapkan berbagai hal terkait kelanjutan tujuh situs menuju nominasi Situs Warisan Dunia," kata Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Diah Harianti di Jakarta, Senin.

Salah satu upaya itu, kata Diah, dengan diadakannya Lokakarya "Preparation of World Heritage Nominations and Tentative Lists" pada 13-17 Oktober 2014.

Tujuh situs tersebut di antaranya, Kota Tua (DKI Jakarta), Kota Lama Semarang (Jawa Tengah), Situs Sangkulirang (Kalimantan Timur),  Situs Jambi (Jambi), Situs Sawahlunto/Sijunjung (Sumatera Barat), Situs Tana Toraja (Sulawesi Selatan) serta Kepulauan Banda (Maluku).

Lokakarya tersebut bertujuan untuk memberikan pelatihan bagi tim delegasi dari tujuh situs di Indonesia yang berpotensi menjadi nominasi Situs Warisan Dunia. Selain itu, kegiatan tersebut ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi tim dalam memperbaiki dan menyusun daftar inventori dari tiap negara untuk diserahkan kepada Konvensi Warisan Dunia sebagai pertimbangan untuk dinominasikan dalam Warisan Dunia yang akan datang.

Masing-masing pihak dari situs akan mengirimkan tim yang bertanggung jawab dalam persiapan nominasi. Tim terdiri dari perwakilan pengelola situs, perwakilan pemerintah daerah, ahli situs/akademisi dan perwakilan komunitas lokal.

Beberapa agenda yang dipersiapkan dalam lokakarya itu berupa persiapan proses nominasi, studi kasus, perencanaan dan evaluasi, diskusi serta kerja kelompok terkait situs-situs yang akan dinominasikan sebagai Warisan Dunia.

Sementara itu, Assistant Programme Specialist at UNESCO Kaori Kawakami mengatakan berdasarkan evaluasi sebelumnya terdapat permasalahan mendasar dari situs-situs warisan dunia. Untuk itu, permasalahan tersebut harus diperhatikan untuk menjamin keberlangsungan situs agar tetap bisa menjadi warisan bagi generasi mendatang.

"Nantinya akan dibahas apakah situs-situs itu bisa dibawa menuju Konvensi Warisan Dunia. Konvensi ini ditujukan untuk mengidentifikasi, melindungi, melestarikan/mengkonservasi dan transmisi cagar budaya dan alam yang memiliki Nilai Keagungan Universal kepada generasi mendatang," katanya
   
Lebih lanjut, dia mengatakan terdapat lima permasalahan utama yang dilaporkan dalam laporan kondisi konservasi, yaitu sistem atau rencana manajemen sebanyak 70 persen , perumahan (37 persen), dampak pariwisata dan pengunjung (25,7 persen), kerangka hukum (24 persen) serta infrastruktur transportasi darat (23 persen).

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014