Sangatta (Antara Kalbar) - Field Manager PT Pertamina Asset 5 Field Sangatta, Kabupaten Kutai, Timur Kalimantan Timur Abdul Muhar, menegaskan pembakaran hutan di sekitar areal pengeboran minyak cukup membahayakan dan mengganggu kegiatan pengeboran.

"Pembakaran lahan dan hutan oleh warga di sekitar areal operasi membahayakan terutama pipa-pipa yang dilalui minyak," katanya melalui Asisten Manager Layanan Operasi Pertamina EP Sangatta Nanang Eletcra Abiprioyo di Sangatta, Selasa.

Didampingi Public & Government Relation Putri ,dia mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir warga di sekitar Sangkima dan dan di areal eksplorasi sering terjadi bakar-bakar.

Ia mengatakan warga membakar hutan dan lahan kebun ada yang di luar area, tetapi ada juga di dalam area, sehingga ketika api membesar petugas pemadam dari Pertamina EP harus siaga menjaga api dan juga menjaga alat vital seperti pipa-pipa dan tangki minyak.

Bahkan, kata dia, setiap regu petugas pemadam kebakaran PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangatta selalu siaga menjaga dan mengawasi aksi bakar hutan dan lahan dengan mobil tangki.

"Setiap hari regu pemadam kebakaran dengan mobil pemadam siaga di titik atau sekitar lokasi yang dibakar," katanya.

Namun, kata dia, yang menjadi kendala bagi pihak PT Pertamina, adalah tidak diketahui siapa yang melakukan pembakaran lahan dan hutan, karena pihaknya tidak pernah menemukan pelakunya.

Dia mengatakan petugas hanya memadamkan api ketika meluas dan memasuki areal Pertamina di Desa Sangkima, sedangkan pelakunya tidak diketahui," ujarnya.

"Kita akan tetap waspada jangan sampai api menyambar pipa minyak mentah yang melintas di sepanjang jalan hingga ke pantai Teluk Lombok," katanya.

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014