g

Singkawang (Antara Kalbar) - Keharmonisan antaretnis yang terjalin di Kota Singkawang menarik perhatian Wakil Bupati Nunukan, Hj Asmagani beserta rombongan untuk melakukan kunjungan kerja ke Kota Seribu Kelenteng. 

"Maksud kedatangan kami selain ajang silaturahmi, kami juga mau mempertanyakan bagaimana cara pemerintah kota membina masyarakat etnis yang ada di Kota Singkawang, sehingga bisa terjalin dengan baik. Apa-apa saja upaya-upaya yang telah dilakukan sehingga keharmonisan antaretnis di Singkawang ini selalu terjaga dengan baik," kata Wakil Bupati Nunukan, Hj. Asmagani.

Kunjungan yang diterima Wali Kota Singkawang beserta tokoh etnis yang ada di Kota Singkawang, di Kantor Wali Kota Singkawang itu berjalan dengan alot dan sesekali diselingi dengan canda tawa.   

Perwakilan dari tokoh etnis Melayu Singkawang, Dr H Sumardi mengatakan, bahwa Kota Singkawang meliputi kawasan Sambas - Singkawang - Bengkayang (Sing-Bebas). "Jadi bukan hanya semata-mata Singkawang saja," kata dia.   
Ia melanjutkan, jika terjadi riak-riak yang sewaktu-waktu akan berubah menjadi kerusuhan, maka masing-masing etnis yang ada di Kota Singkawang harus duduk satu meja guna mencari solusi agar riak-riak itu tidak berubah menjadi kerusuhan. "Saling memberikan pengertian, apa-apa saja yang harus dilakukan. Sehingga permasalahan sebesar apapun akan cepat kita selesaikan," kata dia.

Ketua ICMI Kota Singkawang ini bersyukur, selain masyarakat etnis yang ada di Kota Singkawang hidup rukun dan damai, juga diperkuat dengan pasukan militer. Sehingga, setiap permasalahan yang muncul, tidak sempat membesar karena sudah di antisipasi oleh pasukan TNI/Polri. 
Disamping itu, Singkawang juga diperkuat dengan dibentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). "Dibentuknya forum ini semakin mempersatukan antar umat beragama yang ada di Kota Singkawang," ujar dia. 

Perwakilan etnis Tionghoa, Bong Wui Kong menjelaskan, jika setiap desa yang ada di Kota Singkawang hampir semua ada kelentengnya. Oleh sebab itulah, Singkawang dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng. Kalau yang berada di pusat kota, itu merupakan Kelenteng tertua, yang di sekitarnya ada Mesjid Raya dan gereja. Tiga simbol ini menunjukkan jika masyarakat etnis di Kota Singkawang sampai sekarang masih berjalan dengan aman dan damai.

Menurut mantan Ketua Cap Go Meh (CGM) 2013 ini, setiap permasalahan yang muncul di Singkawang harus cepat disikapi. "Saling mengalah, saling mengerti satu sama lain, saya yakin permasalahan sebesar apapun akan bisa diselesaikan," kata dia.

Sementara perwakilan etnis Dayak Singkawang, Ahyadi mengatakan, Kota Singkawang merupakan kota yang nyaman, aman dan damai. "Bisa dikatakan tidak pernah sekalipun terjadi kerusuhan seperti di daerah-daerah lain," ungkap dia.
Jika ada riak-riak, kata dia, harus cepat diselesaikan, sehingga tidak semakin membesar. 

Untuk masalah keamanan, sambung dia, masyarakat Singkawang tidak perlu khawatir lagi, karena sudah ada TNI/Polri.

"Sehingga wisatawan yang mau berkunjung ke Singkawang, merasa nyaman dan aman," kata dia.

Disamping itu, kata Kepala Kesbangpolinmas Singkawang ini, setiap even apapun, semua elemen masyarakat dilibatkan. Seperti perayaan Cap Go Meh (CGM). "Dalam kepanitiannya, semua elemen masyarakat kita libatkan. Jadi CGM itu bukan lagi milik Tionghoa, tetapi milik bersama khususnya masyarakat Kota Singkawang. Sehingga dalam pelaksanaannya berjalan sukses," jelas dia.

Pewarta: Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014