Singkawang (Antara Kalbar) - Sebanyak 1.462 peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kota Singkawang mulai menjalani tes penerimaan di SMK Negeri 2 Singkawang, Jalan Bambang Ismoyo, Kecamatan Singkawang Tengah, Rabu (22/10).

"Para pelamar dari berbagai daerah ini akan memperebutkan 63 jabatan. Dari jumlah tersebut ada tiga jabatan diantaranya kosong dari pelamar. Tiga jabatan itu, spesialis bedah tulang, spesialis THT, dan guru akomodasi perhotelan," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Singkawang, Hamidi Irwansyah.

Hamidi mengatakan, pelaksanaan tes dilakukan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT), dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan tes sudah dipersiapkan.

"Ada 105 unit komputer yang digunakan selama berjalannya tes. Namun panitia juga mempersiapkan  10 Unit cadangan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak ingin terjadi ketika tes sedang berlangsung," jelas Hamidi.

Tidak hanya itu, lanjut dia, untuk menjamin kerahasiaan ruangan tes juga disegel. Untuk keamanan, aparat dilibatkan untuk melakukan penjagaan.dengan penjagaan itu memastikan ruang tes terjaga dengan baik, dan terhindar dari kecurangan.

"Ada yang menjaga, dari petugas serta polisi," kata dia.

Dalam satu hari ada lima kelompok yang mengikuti tes ini. Satu kelompok berisikan 105 orang. Karena sistem pengerjaan soal menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Maka para peserta bisa mengetahui hasil tesnya. Hanya saja, jelas Hamidi, bukan jaminan peserta itu lulus dalam tes CPNS kali ini.

"Untuk penentuan lulus atau tidaknya itu dari panitia pusat. Tapi 15 menit setelah mengikuti para peserta bisa mengetahui hasil tesnya. Jadi peserta bisa melihatnya," jelas Hamidi.

Hamidi mengingatkan, agar peserta jangan sampai terlambat untuk mengikuti tes ini. Sebelumnya pun, ia sudah menyampaikan mengenai tata tertib selama pelaksanaan tesnya.

"Tatibnya sudah disampaikan, jadi jangan sampai terlambat. Apabila terlambat maka sudah gugur, karena apabila tes sudah dimulai, maka sistem di perlatan yang akan digunakan, sudah terkunci atau tertutup. Untuk hari ini ada satu orang yang terlambat, jadi yang bersangkutan otomatis gugur," jelas dia.

Untuk mengantisipasi pemadaman listrik, kata Hamidi, pihaknya juga telah menyiapkan mesin genset dengan kapasitas 5000 Watt.

"Ini untuk mengantisipasi, tapi kita juga sudah menyurati PLN untuk tidak melakukan pemadaman di wilayah ini selama tes CPNS berlangsung," kata Hamidi.

Sementara Walikota Singkawang, Awang Ishak saat meninjau pelaksanaan Tes CPNS mengatakan, pelaksanaan kali ini murni dan transparan.

"Untuk apa pusingkan kepala, sudah dua tahun kita menerapkan sistem ini dan hasilnya murni," kata Awang.

Menurut Awang dari ketiga tema yang paling penting adalah Tes Intelegensia Umum (TIU), karena TIU merupakan tes kecepatan berpikir.

"Dengan cepat berpikir, begitu diperintah akan dengan cepat dia bekerja," kata Awang.

Ia menekankan, bagi peserta tes CPNS yang lolos nantinya tidak boleh mengajukan pindah hingga masa kerja sepuluh tahun.

"Dilarang untuk mengajukan pindah hingga paling tidak menempuh masa kerja sepuluh tahun. Oleh sebab itu, untuk Pemerintah pusat saya berharap dapat mempertimbangkan masalah tersebut, paling tidak dapat memprioritaskan putra daerah," harap Awang.

Di tempat terpisah, Anggota DPRD Singkawang, Sumberanto Tjitra berharap ada kebijakan yang bisa diambil berkaitan dengan tes CPNS.

"Manejemen PLN Singkawang harus mampu memberikan rasa aman kepada seluruh peserta CPNS. Agar mereka bisa konsentrasi tanpa terbebani dengan pemadaman," kata dia.

Sementara Kapolres Singkawang, AKBP A Widihandoko mengatakan, jika pihaknya turut serta melakukan pengamanan pelaksanaan tes CPNS di Kota Singkawang.

Pengamanannya, jelas dia, dilakukan dengan sistem terbuka dan tertutup. Ada empat personil yang mengamankan. Hanya saja jika membutuhkan personil lebih banyak, Widihandoko memastikan siap menerjunkannya.

Salah satu peserta tes, Ali mengaku waktu yang diberikan adalah 130 menit untuk menyelesaikan seratus soal. Hanya saja, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan terlalu panjang sehingga waktu yang diberikan kurang mencukupi.

"Kalau saya secara pribadi terlalu dikejar waktu, soalnya panjang-panjang, padahal kita harus memahami terlebih dahulu (pertanyaannya) agar bisa menjawab dengan benar, jadi seratus soal yang ada banyak yang belum selesai," kata Ali.

Ali mengaku, kekurangannya saat mengikuti tes, persiapan yang dilakukan kurang maksimal. Bahkan, usai mengerjakan soal dirinya tak yakin bisa lolos.

"Nampaknya belum rezeki, mudah-mudahan tahun depan ada lagi kesempatan," katanya.

Pewarta: Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014