Jenewa (Antara Kalbar/AFP) - Jika anda berniat memimpikan kesetaraan gender dalam dunia kerja, bersiaplah untuk menunggu lama.

Meskipun perempuan terus merapatkan jurang ketimpangan di bidang lain seperti kesehatan dan pendidikan, laporan dari World Economic Forum (WEF) memperkirakan bahwa ketidak-adilan di dunia kerja masih akan terus bertahan sampai 2095.

Sejak 2006 lalu--saat WEF pertama kalinya mengeluarkan laporan tahunan Global Gender Reports --akses partisipasi dan kesempatan ekonomi bagi perempuan naik empat persen menjadi 60 persen.

"Berdasarkan trajektori ini, maka butuh 81 tahun untuk menghilangkan ketimpangan ini sepenuhnya," kata WEF dalam pernyataan tertulis.

Kepala WEF Klaus Shcwab mengatakan bahwa komunitas internasional harus meningkatkan upayanya untuk mempercepat proses pencapaian kesetaraan gender dalam dunia kerja.

"Pencapaian kesetaraan gender adalah kebutuhan nyata bagi ekonomi. Hanya negara yang mempunyai ekses terhadap semua talenta yang akan tetap kompetitif dan berhasil," kata Schwab.

Laporan yang meneliti 142 negara itu menilai bagaimana suatu pemerintah mendistribusikan akses terhadap kesehatan, pendidikan, partisipasi politik, serta sumber ekonomi antara perempuan dan pria.

Hampir semua negara berhasil mengurangi jurang kesetaraan dalam akses kesehatan, tulis laporan tersebut.

Sementara itu ketimpangan paling besar terjadi dalam hal politik dengan representasi 21 persen oleh perempuan dari keseluruhan pemimpin dunia.

Meski demikian, politik adalah area yang paling mendapat banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.

"Dalam hal politik, kita sekarang mempunyai 26 persen anggota parlemen dan 50 persen menteri perempuan lebih banyak dari sembilan tahun lalu," kata penulis utama laporan WEF, Saadia Zahidi.

"Ini adalah kemajuan terbesar," kata dia sambil menekankan bahwa pekerjaan rumah untuk kesetaraan gender masih banyak harus diselesaikan dan bahwa "percepatan kemajuan di beberapa bidang adalah keharusan."
    
Lima negara Norik, dipimpin oleh Islandia, masih menjadi yang terdepan dalam kesetaraan gender.

Bergabung dengan lima negara tersebut dalam 10 besar adalah Nikaragua, Rwanda, Irlandia, Filipina dan Belgia, sementara Yaman masih berada di bagian paling bawan selama sembilan tahun berturut-turut.

Indonesia sendiri masih tetap berada di bagian bawah peringkat Global Gender Gap dengan menempati urutan 97 dari 142 negara, atau turun dua peringkat dari tahun lalu (dengan catatan dari 136 negara).

(G005/RN) 

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014