Sintang (Antara Kalbar) - Angkutan Pedesaan (Andes) di Kabupaten Sintang mengalami mati suri. Dari tahun ke tahun jumlah angkutan pedesaan terus berkurang dan beberapa tahun terakhir ini, angkutan pedesaan nyaris tidak ada.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sintang, Hatta menyampaikan angkutan pedesaan tampaknya sudah tergilas oleh semakin banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi.

Hilangnya trayek angkutan pedesaan ini, lanjut Hatta, sangat berdampak pada penerimaan retribusi perijinan trayek angkutan pedesaan yang diperoleh Dinas Perhubungan. "Sekarang Andes sudah menghilang. Masyarakat sudah tidak ada yang mau menjalankan usaha Andes. Saat ini yang beroperasi di pedesaan merupakan mobil-mobil pribadi jenis Hilux," kata dia.

Hatta menyampaikan pihaknya tidak bisa memberikan ijin operasi trayek angkutan pedesaan menggunakan mobil jenis hilux. Sebab akan menyalahi aturan. Di dalam aturan, mobil yang bisa dijadikan angkutan penumpang ialah mobil mini bus.

Tapi menurutnya, pihaknya juga tidak bisa melarang mobil hilux atau mobil-mobil double gardan lainnya beroperasi di pedesaan. Sebab mobil-mobil jenis inilah yang cocok untuk medan di pedesaan Kabupaten Sintang. Rusaknya infrastruktur membuat mobil-mobil mini bus tidak mampu beroperasi di pedesaan. “Ini kondisi yang dilematis. Kalau ditertibkan pun untuk apa, karena hanya mobil jenis double gardan saja yang bisa digunakan di pedesaan,” katanya.

Dia mengatakan untuk penerimaan retribusi lainnya sudah mencapai sekitar 70 persen. Tahun ini Dinas Perhubungan ditargetkan mendapatkan retribusi sebesar Rp600 juta. Namun, kata dia, biasanya target pendapatan yang diberikan Dinas Perhubungan hanya Rp400 juta pertahun. “Target itu biasanya tidak tercapai. Tapi diakhir-akhir tahun ini, target yang diberikan dinaikkan Rp600 juta. Mudah-mudahan target tersebut bisa tercapai,” ujarnya.

Ia mengatakan potensi pendapatan yang bisa digali oleh Dinas Perhubungan seperti potensi parkir sebenarnya banyak. Hanya saja, banyak potensi parkir ini belum tergarap. "Lahan parkir yang sudah tergarap diantaranya di pinggir-pinggir jalan, di Pasar Masuka dan Pasar Junjung Buih," ungkapnya.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014