Pontianak (Antara Kalbar) - PT Pertamina telah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk mengawasi distribusi BBM bersubsidi ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan penyalurannya pada masyarakat yang berhak, kata Kepala Terminal BBM Pontianak Sabarudin Abadi Baros.
"Satgas tersebut telah kami bentuk sejak 1 November seiring dengan mencuatnya rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi," kata Sabarudin Abadi Baros di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan Satgas tersebut juga mengawasi dan memantau ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU-SPBU yang ada di Kalbar.
"Intinya Satgas itu, bertugas memantau ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU agar jangan sampai kehabisan stok," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Baros menambahkan hingga saat ini stok BBM bersubsidi di Terminal BBM Pontianak cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan stok BBM. "Hampir setiap harinya tanker pengangkut BBM datang sehingga stok BBM aman," ujarnya.
Menurut dia pihaknya siap melayani permintaan BBM bersubsidi sesuai kuota sehingga tidak ada pengurangan menjelang rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sebelumnya, Senior Supervisor Hubugan Hubungan Eksternal Pemasaran Daerah Wilayah Operasi VI Kalimantan, Andar Titi Lestari mengimbau masyarakat agar tidak membeli BBM dalam jumlah yang berlebihan, sebab stok tersedia sampai akhir tahun ini.
Andar menjelaskan pihaknya tetap menyalurkan BBM sesuai dengan kebutuhan dan menjamin itu cukup dengan catatan bila masyarakat tidak melakukan "panic buying" dan pembelian berulang. "Pembelian berulang akan mengakibatkan antrean panjang dan dapat meresahkan masyarakat," ungkapnya.
Menurut dia, dalam dua bulan terakhir Pertamina telah menambah pasokan BBM sekitar tiga persen dari kebutuhan dalam penyalurannya.
Untuk BBM jenis premium di Provinsi Kalimantan Utara pada bulan Oktober 2014 realisasi penyaluran sebesar 6.299 kl atau lebih besar dari bulan September 2014 dengan realisasi penyaluran sebesar 6.174 kl, kemudian di Kalimantan Timur realisasi penyaluran di bulan Oktober sebesar 56.465 kl atau besar dari bulan sebelumnya 5.873 kl.
Kemudian di Provinsi Kalimantan Selatan realisasi penyaluran BBM jenis premium Oktober sebesar 52.930 kl atau lebih besar dari bulan sebelumnya 49.029 kl, di Kalimantan Tengah realisasi penyaluran bulan Oktober sebesar 32.587 kl atau lebih besar dari bulan sebelumnya sebesar 30.282 kl.
Sementara di Kalimantan Barat hingga Oktober penyaluran BBM subsidi sebesar 49.966 kl atau juga lebih besar dari bulan sebelumnya 46.244 kl.
"Begitu pula dengan penyaluran solar bersubsidi di Kalimantan, kami telah menyalurkan solar sesuai dengan kebutuhan dan relatif bertambah, dengan total realisasi hingga Oktober sebesar 890.486 kl," kata Andar.
(A057/S004)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Satgas tersebut telah kami bentuk sejak 1 November seiring dengan mencuatnya rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi," kata Sabarudin Abadi Baros di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan Satgas tersebut juga mengawasi dan memantau ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU-SPBU yang ada di Kalbar.
"Intinya Satgas itu, bertugas memantau ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU agar jangan sampai kehabisan stok," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Baros menambahkan hingga saat ini stok BBM bersubsidi di Terminal BBM Pontianak cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan stok BBM. "Hampir setiap harinya tanker pengangkut BBM datang sehingga stok BBM aman," ujarnya.
Menurut dia pihaknya siap melayani permintaan BBM bersubsidi sesuai kuota sehingga tidak ada pengurangan menjelang rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sebelumnya, Senior Supervisor Hubugan Hubungan Eksternal Pemasaran Daerah Wilayah Operasi VI Kalimantan, Andar Titi Lestari mengimbau masyarakat agar tidak membeli BBM dalam jumlah yang berlebihan, sebab stok tersedia sampai akhir tahun ini.
Andar menjelaskan pihaknya tetap menyalurkan BBM sesuai dengan kebutuhan dan menjamin itu cukup dengan catatan bila masyarakat tidak melakukan "panic buying" dan pembelian berulang. "Pembelian berulang akan mengakibatkan antrean panjang dan dapat meresahkan masyarakat," ungkapnya.
Menurut dia, dalam dua bulan terakhir Pertamina telah menambah pasokan BBM sekitar tiga persen dari kebutuhan dalam penyalurannya.
Untuk BBM jenis premium di Provinsi Kalimantan Utara pada bulan Oktober 2014 realisasi penyaluran sebesar 6.299 kl atau lebih besar dari bulan September 2014 dengan realisasi penyaluran sebesar 6.174 kl, kemudian di Kalimantan Timur realisasi penyaluran di bulan Oktober sebesar 56.465 kl atau besar dari bulan sebelumnya 5.873 kl.
Kemudian di Provinsi Kalimantan Selatan realisasi penyaluran BBM jenis premium Oktober sebesar 52.930 kl atau lebih besar dari bulan sebelumnya 49.029 kl, di Kalimantan Tengah realisasi penyaluran bulan Oktober sebesar 32.587 kl atau lebih besar dari bulan sebelumnya sebesar 30.282 kl.
Sementara di Kalimantan Barat hingga Oktober penyaluran BBM subsidi sebesar 49.966 kl atau juga lebih besar dari bulan sebelumnya 46.244 kl.
"Begitu pula dengan penyaluran solar bersubsidi di Kalimantan, kami telah menyalurkan solar sesuai dengan kebutuhan dan relatif bertambah, dengan total realisasi hingga Oktober sebesar 890.486 kl," kata Andar.
(A057/S004)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014