Ngabang (Antara Kalbar)  - Sebanyak 50 orang meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Kabupaten Landak terhitung sejak tahun 2008 - 2013.

"Data kami sejak 2008 hingga 2013 sudah 50 penderita HIV/AIDS yang sudah meninggal dunia. Sebarannya mulai dari Mandor, Menyuke dan Kuala Behe. Ibarat fenomena gunung es, jadi yang tidak terdeksi mungkin tinggi lagi," ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Landak Yohanes Ngalai disela sosialisasi pelajar dan mahasiswa di SMAN 1 Ngabang, Kamis (27/11).

Menurutnya, KPAD Landak sebuah lembaga yang diberikan wewenang dalam penanggulangan HIV/AIDS salah satunya sosialisasi membantu instnsi  teknis yang ada selama ini.

"Salah satunya kami gelar sosialisasi tentang HIV /AIDS terhadap pelajar dan mahasiswa dalam rangka memeringati Hari AIDS se Dunia yang jatuh 1 Desember mendatang," kata Ngalai.

KPAD Landak akan terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi dalam penanggulangan penyakit yang tidak ada obatnya itu. Tapi kelemahan di Kabupaten Landak hanya ada satu tempat Voluntary Counseling Test (VCT) yakni di Puskesmas Mandor.

"Kami berharap seperti di rumah sakit umum daerah  harus tersedia VCT dan dokter spesialis yang menangani HIV/AIDS. Kami sudah bahas dalam rapat kelompok kerja di KPAD,"ujar Ngalai.

Ia menambahkan, selain sosialisasi kepada pelajar akan bahaya HIV/AIDS yang bertujuan memberikan pengetahuan sejak dini. Juga melakukan sosialisasi dengan menyebar poster di sejumlah penginapan dan di titik dimana potensi tempat penyebaran.

"Indiktornya dengan berapa kondom yang tersebar. Jika dilihat sosial budaya kita, menyediakan kondom bukan melegalkan prostitusi tapi memotong mata rantai penyebaran HIV/AIDS," tegas Ngalai.

Pewarta: Kundori

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014