Sukadana (Antara Kalbar) - Masyarakat di Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, kini mulai mengungsi setelah banjir yang menggenangi tidak kunjung surut meski sudah berlangsung tujuh hari, Selasa.
    Desa Sedahan Jaya selama ini memang dikenal sebagai daerah langganan banjir. Namun tahun ini, banjir lebih tinggi dan lama sehingga banyak rumah warga yang terendam.
    Menurut Kirno, salah seorang warga, puluhan rumah di desa dengan sekitar 400 kepala keluarga itu yang terendam dengan ketinggian bervariasi.
    "Bagi warga yang rumahnya sudah dimasuki air, mulai memindahkan barang-barang ketempat yang lebih tinggi termasuk alat elektronik dan persediaan pangan berupa beras dan padi yang belum digiling," kata Kirno.
    Sementara masyarakat yang rumahnya belum masuk air juga mulai cemas, karena ketinggian air sudah setara dengan lantai. "Jika air hujan bertambah dipastikan air akan masuk kedalam rumah," ujar dia.
    Warga yang mengungsi sebagian besar adalah yang rumahnya rendah dan sudah tidak dapat digunakan lagi untuk beristirahat.
    "Beberapa tempat yang menjadi tujuan pengungsian adalah Poskesdes dan rumah sanak keluarga yang bangunannya lebih tinggi," kata dia.
    Ia menuturkan, dalam satu tempat pengungsian ditempati antara lima sampai tujuh kepala keluarga.
    Namun warga yang mengungsi pada waktu malam hari saja. "Karena pada siang hari mereka akan kembali ke rumah masing-masing untuk sekedar berjaga-jaga dan membereskan rumah yang sedang terendam banjir," ujar Kirno.
    Para pengungsi lebih memilih mengungsi malam hari karena tempat tidur mereka sudah basah oleh air. Selain itu, khawatir ada binatang seperti ular, lipan dan kalajengking yang naik ke daerah lebih tinggi.
    Dampak lain dari banjir, banyak ternak yang mati terutama ayam dan kambing karena terlambat untuk diungsikan.
    Kemudian, ribuan ikan dalam kolam mulai dari ikan mas, nila dan lele, terlepas. Sedangkan untuk sapi, dapat diselamatkan ke tempat yang lebih tinggi.
    Berdasarkan pantauan, belum ada bantuan dari pemerintah ke desa itu. Bahkan beberapa instansi terkait yang coba dihubungi melalui ponsel sedang diluar daerah dan tidak tahu ada musibah banjir hingga sudah tujuh hari.

Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014