Washington (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Hampir 269.000 ton polusi plastik mungkin mengambang di samudra di seluruh dunia, demikian hasil satu studi yang disiarkan pada Rabu (10/12).

Polusi plastik bertebaran di mana-mana di samudra, tapi tak tersedia cukup data untuk membuat perkiraan mengenai jumlah dan bobot plastik yang mengambang di samudra di seluruh dunia, terutama dari Belahan Bumi Selatan dan wilayah terpencil.

Untuk bisa lebih baik memperkirakan jumlah seluruh partikel plastik dan bobotnya yang mengambang di samudra di dunia, Marcus Eriksen dari Five Gyres Institute di AS dan rekannya menggunakan data dari 24 ekspedisi yang dikumpulkan selama enam tahun antara 2007 dan 2013 di seluruh lima sistem arus samudra sub-tropis, pantai Australia, Teluk Benggala dan Laut Tengah.  
   
Data tersebut meliputi keterangan mengenai mikroplastik yang dikumpulkan dengan menggunakan jaring dan sampah plastik besar dari survei visual, yang kemudian digunakan untuk menyesuaikan model samudra dan penyebaran plastik.

"Ini adalah studi pertama yang membandingkan semua ukuran plastik yang mengambang di samudra dunia dari barang terbesar sampai mikroplastik yang berukuran kecil," kata studi itu di jurnal PLOS ONE, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.

"Berdasarkan hasil model kami, kami memperkirakan bahwa sedikitnya 5,25 triliun partikel plastik dengan berat 268.940 ton  saat ini mengambang di lautan," katanya.

Plastik berukuran besar tampaknya berlimpah di dekat garis pantai, dan mengalahkan mikroplastik di lima lingkaran arus sub-tropis, dan mikroplastik paling kecil terdapat di wilayah yang lebih terpencil, seperti di lingkaran arus sub-kutub, katanya.

Penyebaran mikroplastik yang paling kecil do wilayah terpencil di samudra mungkin menunjukkan arus samudra berfungsi sebagai "mesin penghancur" barang plastik berukuran besar menjadi mikroplastik. Setelah itu, mikroplastik tersebut dibuang ke seluruh samudra, kata studi itu.

"Temuan kami memperlihatkan pembuangan sampah di tengah kelima arus sub-tropis bukan tempat 'peristirahatan' terakhir buat sampah plastik yang mengambang di samudra di seluruh dunia," kata Eriksen di dalam satu pernyataan.

"Akhir permainan buat mikroplastik adalah interaksi dengan seruh ekosistem samudra," katanya.

Para peneliti itu juga menekankan bahwa perkiraan mereka sangat konservatif, dan mungkin dipandang sebagai perkiraan minimum.

Studi tersebut tidak memperhitungkan pontensi sangat besar plastik yang terdapat di garis pantai, di dasar laut, di aliran air dan di dalam organisme.

(C003/Chaidar)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014