Jakarta (Antara/Xinhua-OANA) - Kementerian Luar Negeri Iran pada Selasa (16/12) mengutuk serangan teror terhadap satu sekolah di Kota Peshawar, Pakistan, sehingga menewaskan 141 orang, kata kantor berita Tasnim.
Serangan tersebut adalah "tindakan yang sama sekali tak manusiawi", kata wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham. Ia menambahkan aksi teror, esktremisme yang membuat nyawa orang yang tak berdosa terancam dalam segala bentuk dan dengan setiap tujuan adalah perbuatan tercela.
Ia juga menyampaikan simpati kepada pemerintah dan rakyat Pakistan, terutama keluarga korban.
Kerja sama di kalangan negara regional dan masyarakat dunia perlu dilakukan guna memerangi aksi teror dan ekstremisme, katanya.
Presiden Filipina Benigno Aquino III Selasa malam mengutuk serangan sekolah di Pakistan, mengatakan serangan itu barbar dan ditolak Islam.
Dalam satu pernyataan yang dirilis oleh Juru Bicara Kepresidenan Edwin Lacierda, Aquino mengatakan Filipina bergabung dengan dunia dalam mengutuk kebiadaban yang dilakukan pada anak-anak sekolah yang tidak bersalah, dan pejabat sekolah serta personil di Peshawar dan berduka karena kehilangan nyawa-nyawa tak berdosa itu.
"Kematian tidak masuk akal dari begitu banyak kehidupan muda, dan kebiadaban serangan ini merupakan penghinaan terhadap semua bangsa beradab. Karena aksi teror dan kebiadaban layak tidak kurang dari hukuman kami. Tidak akan ada pembenaran atas tragedi ini, yang telah ditolak Islam, "kata Aquino.
Sebanyak 141 orang, 132 siswa dan sembilan staf, tewas dan 133 orang lagi cedera dalam serangan oleh ekstremis Taliban pada Selasa terhadap satu sekolah yang dikelola militer di Kota Peshawar, Pakistan Barat-laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Serangan tersebut adalah "tindakan yang sama sekali tak manusiawi", kata wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham. Ia menambahkan aksi teror, esktremisme yang membuat nyawa orang yang tak berdosa terancam dalam segala bentuk dan dengan setiap tujuan adalah perbuatan tercela.
Ia juga menyampaikan simpati kepada pemerintah dan rakyat Pakistan, terutama keluarga korban.
Kerja sama di kalangan negara regional dan masyarakat dunia perlu dilakukan guna memerangi aksi teror dan ekstremisme, katanya.
Presiden Filipina Benigno Aquino III Selasa malam mengutuk serangan sekolah di Pakistan, mengatakan serangan itu barbar dan ditolak Islam.
Dalam satu pernyataan yang dirilis oleh Juru Bicara Kepresidenan Edwin Lacierda, Aquino mengatakan Filipina bergabung dengan dunia dalam mengutuk kebiadaban yang dilakukan pada anak-anak sekolah yang tidak bersalah, dan pejabat sekolah serta personil di Peshawar dan berduka karena kehilangan nyawa-nyawa tak berdosa itu.
"Kematian tidak masuk akal dari begitu banyak kehidupan muda, dan kebiadaban serangan ini merupakan penghinaan terhadap semua bangsa beradab. Karena aksi teror dan kebiadaban layak tidak kurang dari hukuman kami. Tidak akan ada pembenaran atas tragedi ini, yang telah ditolak Islam, "kata Aquino.
Sebanyak 141 orang, 132 siswa dan sembilan staf, tewas dan 133 orang lagi cedera dalam serangan oleh ekstremis Taliban pada Selasa terhadap satu sekolah yang dikelola militer di Kota Peshawar, Pakistan Barat-laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014