Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat mencatat puluhan orang terkena gigitan anjing dan dua di antaranya meninggal dunia dengan gejala rabies.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Jumat, salah satu pemicunya karena semakin terbukanya daerah perbatasan dengan Kalimantan Tengah.

"Sementara saat ini, Kalteng sedang wabah rabies," kata dia.

Ia mengatakan pada September hingga Oktober 2014 banyak anjing dari Kalteng yang masuk ke Kalbar melalui daerah perbatasan kedua provinsi, yakni melalui Kabupaten Ketapang dan Melawi.

Ada tiga kecamatan di Kabupaten Ketapang yang berbatasan dengan Kalteng yakni Manis Mata, Jelai Hulu dan Tumbang Titi, serta tiga kecamatan di Kabupaten Melawi yakni Sokan, Sayan, dan Tanah Pinoh. Anjing-anjing tersebut masuk melalui jalan-jalan di perkebunan kelapa sawit yang terletak di perbatasan Kalbar dengan Kalteng.

Di Kabupaten Ketapang, dalam kurun waktu September hingga Oktober, ada 47 orang yang digigit. Lima meninggal dunia, dan satu diantaranya yakni warga Jelai Hulu, Ketapang, memiliki gejala-gejala klinis rabies.

Ia mengaku sempat melihat pasien tersebut sebelum meninggal. "Gejalanya mengarah ke rabies," ujar dia.

Sementara di Kabupaten Melawi, ada 21 orang yang digigit anjing, tiga diantaranya meninggal. Dua disebabkan tetanus dan tipes, sedangkan satu pasien meninggal berumur empat tahun dari Kecamatan Sayan secara jelas memiliki gejala rabies.

Ia berasal dari Desa Puring Kencana dan dirawat di RS Antonius Pontianak sejak Rabu (11/12) dan Jumat (13/12) meninggal dunia.

Abdul Manaf mengatakan, kesulitan yang dihadapi pihaknya adalah anjing yang menggigit langsung dibunuh warga. "Sehingga sulit untuk mendiagnosa apakah anjing itu positif rabies atau tidak," katanya menjelaskan.

Anjing yang menggigit seharusnya tidak dibunuh, melainkan diobservasi dan dikurung sambil tetap diberi makan. Jika dalam 14 hari anjing tersebut mati, kepalanya dipotong dan diserahkan kepada laboratorium peternakan untuk diperiksa otaknya. Melalui pemeriksaan otak ini bisa diketahui ada tidaknya virus rabies.

Namun kalau anjing tersebut tetap hidup, tidak perlu dibunuh. Gejala klinis seseorang jika terkena rabies yakni mengalami demam, sakit kepala, mengamuk, kejang, takut air, dan takut cahaya. Jika dirawat di rumah sakit, akan ditempatkan dalam ruang gelap. Pasien juga tidak kenal siapapun, dan liurnya berlebihan.

Ia mengingatkan, kalau terlambat, maka korban kemungkinan sulit tertolong. "Di rumah sakit biasanya kaki tangan diikat dan disuntik narkotika. Kalau sudah begitu, biasanya tidak bisa tertolong lagi," kata dia.

Sedangkan lamanya inkubasi setelah digigit anjing tergantung dari letak, banyaknya dan kedalaman gigitan. Jika letak gigitan dekat dengan susunan syaraf otak, akan lebih cepat masa inkubasinya. Hal ini dikarenakan virus rabies menuju otak melalui sel syaraf.

Berdasarkan penelitian, virus tersebut bergerak ke arah otak dua milimeter perhari.

Saat ini, pihaknya bersama tim dari kabupaten kota telah membunuh anjing-anjing liar di Ketapang dan Melawi. Setelah diperiksa, tiga spesimen dinyatakan positif rabies.

Ia memastikan kalau anjing-anjing yang positif rabies itu berasal dari Kalteng, karena anjing warga sebelumnya sudah divaksin rabies.

"Gubernur Kalbar telah menginstruksikan Bupati Ketapang dan Melawi menutup lalu lintas hewan di perbatasan Kalbar dengan Kalteng, agar rabies tidak menyebar," kata Abdul Manaf.

Meski memiliki tempat pemeriksaan di perbatasan Kalbar Kalteng, namun anjing-anjing itu diduga masuk dari jalur perkebunan selain ada warga yang membawa.

Selain itu, vaksinasi kepada petugas, warga yang terkena gigitan. Kemudian vaksinasi ulang terhadap anjing di kecamatan rawan di Kabupaten Melawi dan Ketapang.

Vaksinasi terhadap manusia dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dan Dinas Kesehatan setempat, sedangkan terhadap anjing dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar beserta kabupaten kota.

Pihaknya juga sosialisasi ke penduduk terkait penyakit rabies. Ada beberapa langkah yang dilakukan bagi yang digigit anjing. Pertama, luka dicuci dengan air mengalir menggunakan sabun atau alkohol. Sabun atau alkohol dimaksudkan untuk membunuh kuman-kuman tersebut.

Virus rabies memiliki lapisan lemak yang jika dicuci dengan alkohol atau sabun akan mati. "Setelah itu ke puskesmas dan akan diberikan antitetanus, kemudian lapor ke Dinas Peternakan," kata Abdul Manaf. Ia sekali lagi juga meminta kesadaran masyarakat agar turut mencegah masuknya anjing dari Kalteng.



Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014