Bethlehem (Antara Kalbar) - Umat Kristen dari berbagai penjuru dunia berkumpul di kota Bethlehem, Tepi Barat, merayakan Malam Natal di tempat yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus.

Puncak peringatan ini adalah misa tengah malam di Gereja Kelahiran.

Ribuan peziarah berkumpul di Lapangan Manger untuk menyaksikan pawai yang dipimpin Patriarch Latin Jerusalem, Fouad Twal.

Pastor paling senior Katolik Roma di Tanah Suci mengharapkan tahun 2015 akan menjadi "lebih baik dibandingkan kesulitan tahun ini".

Dia berkeinginan tahun depan tidak akan ada lagi tembok pemisah, digantikan dengan jembatan perdamaian.

"Perdamaian berasal dari keadilan dan kita mempunyai masalah yang kita harap bisa segera terselesaikan," tambah Fouad Twal.

Twal sepertinya mengacu kepada pembatas yang Israel bangun di Tepi Barat.

Tembok ini memisahkan Bethlehem dari Jerusalem, dan usulan Palestina kepada Dewan Keamanan PBB bagi rancangan resolusi yang dapat menjadi batas waktu 12 bulan bagi tercapainya kesepakatan damai dengan Israel. 

Hari Natal

Para turis disuguhi suasana pesta Natal di Lapangan Manger, menonton para musisi yang menyanyi lagu-lagu Natal tradisional dalam bahasa Arab pada perayaan di hari Natal.

Lokasi lapangan dekat dengan Gereja Kelahiran atau Nativitas, lokasi yang dalam Alkitab disebut sebagai tempat kelahiran Yesus.

Jumlah orang yang berkunjung ke Bethlehem meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir menyusul dimulainya kembali pembicaraan mengenai perjanjian damai di Timur Tengah.

Meskipun Israel membangun tembok pemisah di Tepi Barat - yang tampak benteng kota - tiga pintu gerbang dibuka untuk Natal sehingga jemaat dapat mengikuti prosesi perayaan Natal yang dipimpin oleh Uskup Agung Latin Patriarch yang datang dari Yerusalem, seperti dilaporkan oleh Wartawan BBC di Betlehem Yolande Knel.

"Pesan Natal ini adalah sebuah pesan perdamaian, cinta dan persaudaraan. Kita harus menjadi saudara satu sama lain," kata Uskup Agung Latin Patriarch, Fouad Twal - pastor Katolik Roma paling senior di Tanah Suci.

Rombongan mobil yang membawa Uskup Agung Latin Patriarch melalui jalanan sempit di Betlehem dan kemudian berhenti untuk menyapa jemaat.

Uskup Twal membutuhkan waktu 90 menit untuk sampai ke Gereja Kelahiran yang jaraknya sangat dekat, karena jalanan dipadati oleh pengunjung.

Kegelapan dan Cahaya

Sementara itu di Gereja St Peter Basilika di Roma, Paus Franciskus merayakan Natal pertamanya sejak menjadi pemimpin umat Katolik.

Sebelumnya dia mengunjungi Paus Emeritus Benedictus, 86 tahun, dan mengatakan pendahulunya berada dalam kondisi sehat.

Di Vatikan, proses kelahiran Yesus digelar di Lapangan St Peter.

Wartawan BBC di Roma Alan Johnston mengatakan ribuan orang peziarah yang datang dari Italia dan seluruh dunia mengantri di tengah cuaca dingin sebelum memasuki Lapangan St Peter.

Musik pujian terdengar di udara, ketika Paus Franciskus memasuki lokasi perayaan Natal diiringi oleh para pastor.

Dalam homili yang singkat Paus mengatakan setiap umat Kristen dapat memilih antara kegelapan dan cahaya, antara cinta dan benci.

"Jika kita mencintai Tuhan dan saudara laki-laki dan perempuan kita, kita berjalan dalam cahaya, tetapi juga hati kita tertutup, jika kita didominasi oleh kesombongan, kebohongan, mementingkan diri sendiri, maka kegelapan jatuh di dalam diri kita dan di sekitar kita, "kata dia.

Pada Hari Natal, Franciskus akan menyampaikan pesan Natal dari balkon basilika yang menghadap Lapangan St Peter.

Wartawan BBC di Roma, Alan Johnston mengatakan Paus kemungkinan akan memberi perhatian pada wilayah yang masih banyak diliputi kegelapan menyusul terjadinya sejumlah masalah seperti beberapa bagian Afrika dan Timur Tengah.



(BBC)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014