Ngabang (Antara Kalbar)  - Pemerintah Kabupaten Landak melalui instansi terkait tidak mengetahui harga eceran tertinggi (HET) Elpiji ukuran 3 kilogram sementara harga di pasaran tinggi dan dikeluhkan masyarakat.

"Kami memang memantau, hanya saja pedoman HET tidak pernah kami terima berapa harga dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE). Jadi sulit juga untuk pemantaun harga. Apakah melonjak atau tidak," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Landak Marius Baneng di Ngabang, Selasa.

Ia menilai langka dan naiknya harga elpiji 3 Kg dampak atau berimbas harga elpiji 12 kg yang mengalami kenaikan, sehingga banyak masyarakat beralih, akibatnya spekulan memanfaatkan kondisi itu dengan  memasang harga tinggi.

"Jadi, kami tidak mengetahui bagaimana alur penyaluran elpiji subsidi ukuran 3 Kg. Berapa jumlah yang masuk ke Landak juga kami belum tahu. Tapi saya akan perintahkan staf untuk melakukan pengecekan lapangan di pangkalan-pangkalan elpiji," kata Marius.

Pantauan di lapangan, harga elpiji 3 Kg untuk di kota Ngabang kisaran Rp23 ribu hingga Rp26 ribu per tabung.  

"Sudahlah harga mahal dari sebelumnya, ukuran isi gasnya juga gak penuh. Itu bisa kita lihat di meteran saat kita pasang dengan selang," ujar Yuyun salah satu ibu rumah tangga di Ngabang.

PT Pertamina (Persero) menyatakan kewenangan penuh penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji subsidi 3 kilogram berada di tangan kepala daerah yakni gubernur dan bupati/wali kota.

(Kundori/N005)

Pewarta: Oleh: Kundori

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015