Sintang (Antara Kalbar) - Suasana pelantikan pejabat eselon dua, tiga dan empat di lingkungan Pemkab Sintang yang dilaksanakan Jumat (16/1) kemarin berbeda dari biasanya. Pelantikan kali ini dipenuhi dengan rasa kekecewaan dari para pegawai yang dilantik. Banyak pegawai yang merasa tidak puas dengan keputusan Baperjakat bersama Bupati Sintang dalam menempatkan jabatan pada seseorang. Sejumlah pegawai pun terlihat sangat kecewa dengan keputusan yang telah diambil itu. Salah satunya YAT Lukman Riberu yang sebelumnya sebagai Kepala Dinas Pendidikan kemudian diangkat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan.

Lukman yang sejak mendengar pembacaan SK Pelantikan dan mengetahui dirinya dijadikan staf ahli itu tampak gusar. Dia yang langsung keluar ruangan Gedung Pancasila usai pelantikan itu tampak tak kuasa menahan tangisnya. Matanya terlihat berkaca-kaca. Dia tampak begitu kecewa dengan keputusan mutasi jabatan yang telah diputuskan oleh Baperjakat Pemkab Sintang. Ia yang tak kuasa menahan air matanya itu akhirnya menangis tersedu-sedu dan menumpahkan semua kekecewaannya di hadapan wartawan.

 â€œSaya banyak terima kasih dengan adik-adik wartawan yang selama ini ikut membantu Dinas Pendidikan supaya pendidikan di Kabupaten Sintang semakin baik. Sungguh..! saya merasakan selama ini tidak ada pertentangan antara saya dengan semua wartawan. Kalian semua saya anggap adik yang selalu baik sama saya. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini ya, semoga Tuhan memberkati kalian dengan usaha-usaha kalian,” ucap YAT Lukman Riberu sambil meneteskan air mata..

Dia pun kemudian membeberkan kebohongan yang telah dilakukan oleh Bupati Sintang, Milton Crosby. “Saya orang bukan ambisi kedudukan. Saya orang punya duit cukup. Hanya melalui jabatan ini saya mengabdikan diri,” ujar dia dengan nada kecewa berat.

Lukman mengaku kecewa karena waktu rapat terakhir seluruh kepala dinas, Milton menyampaikan bagi pejabat eselon dua yang nomenklatur SKPD-nya berubah tetap tidak ada perubahan pejabatnya sehingga bupati minta semuanya tidak usah khawatir dan tetap melaksanakan tugas. Tapi ternyata sekarang ada perubahan. “Saya dijadikan staf ahli. Saya punya kemampuan. Kalian tahu sendiri kan staf ahli itu apa? Apa yang saya bisa perbuat,” keluhnya.

Dia pun mempertanyakan adanya sejumlah orang yang ditempatkan pada jabatan tertentu di Dinas Pendidikan. Lukman menilai ada nepotisme dalam penempatan orang pada jabatan tersebut. Dibeberkannya bahwa ada adik kandung Bupati Sintang yakni GA. Anderson yang sebelumnya menjadi kepala SD di Ketungau langsung diangkat menjadi Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan. Padahal banyak pegawas-pengawas di Dinas Pendidikan yang punya kualitas lebih tapi tidak diangkat menjadi pejabat struktural.

“Perlu diketahui GA. Anderson ini tidak punya prestasi selama menjadi kepala SD. Bahkan dia dua kali gagal mengikuti PLPG. Mungkin untuk menghindari sertifikasi guru inilah maka dia ditempatkan dijabatan struktural. Bagaimana dia mau mengurus Kurikulum sementara mengurus diri sendirinya saja tidak mampu. Begitu juga Martalena, Kepala SMPN 1 Sintang. Hanya karena dia istri Zulkarnaen yang juga anggota Baperjakat kemudian menduduki jabatan struktural di Dinas Pendidikan. Dua-duanya ini tidak berprestasi. Mau dibawa kenapa pendidikan di Sintang ini kalau diisi orang-orang yang tidak berkompeten,” bebernya.

Menurut Lukman, pengangkatan kepala sekolah menjadi pejabat struktural ini akan membuka kran karena selama ini banyak guru-guru yang meminta. Hanya karena kekurangan guru maka pihaknya menilai sebaiknya jika guru ingin menduduki jabatan struktural sebaiknya menjadi kepala sekolah dulu, kemudian menjadi pengawas barulah diangkat sebagai pejabat struktural.

Dinas Pendidikan, kata dia juga sudah mengusulkan beberapa nama pengawas terbaiknya dengan segudang prestasi untuk mengisi jabatan struktural di Dinas Pendidikan tapi tidak diterima. Masih menurut dia, pengangkatan pejabat struktural kali ini memang benar-benar berbau nepotisme dan politis. “Benar-benar nepotisme yang memalukan,” ujarnya jengkel.

Apalagi, kata dia, sebenarnya Dinas Pendidikan Kalbar bersama seluruh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sudah sepakat tidak akan mengganti kepala sekolah yang ada untuk saat ini karena sudah mendekati pelaksanaan ujian sekolah.

“Saya kecewa karena tidak diberitahu. Ini penipuan dan pembohongan. Sehingga wajar kalau Sutarman (aktivis FAMKI-red) itu bilang bupati pembohong. Karena apa? Kemarin sudah diberitahu tidak ada perubahan. Tapi tiba-tiba berubah. Ada apa? Apa karena masalah politis, saya tidak tahu. Mungkin karena Akim mau mencalonkan diri menjadi bupati Sintang dan takut kalau saya mendukungnya. Padahal tidak,” tutur dia.

Tidak hanya itu yang dibeberkan Lukman. Dia yang sudah terlanjur kecewa juga membeberkan kebohongan Milton lainnya. Lukman mengaku menyesal sudah membantu banyak saat Milton Crosby dan Ignasius Juan maju sebagai calon bupati dan wakil bupati Sintang di periode keduanya itu.

Dia menyebutkan saat maju menjadi calon bupati Sintang pada periode kedua ini, Milton telah meminjam uang padanya sebesar Rp300 juta. “Uang ini sampai sekarang belum dibayarnya. Ada tanda buktinya. Saya melalui pengacara saya akan meminta uang itu dikembalikan. Karena bupati pinjam untuk kampanye,” terangnya.

Tidak hanya Lukman yang kecewa berat, sejumlah pegawai lainnya juga kecewa berat dengan Milton Crosby. Bahkan pegawai lain menyebut penempatan jabatan pada pegawai yang dilakukan Baperjakat bersama Bupati Sintang bukan berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) tapi berdasarkan Daftar Urut Kedekatan (yang juga disingkat DUK-red).

Menurut sumber-sumber, banyak pegawai yang karena kedekatan, mendapat jabatan dengan cara dikatrol. Sehingga orang yang pangkatnya lebih rendah dipromosikan. Sementara pegawai yang pangkatnya lebih tinggi tidak dipromosikan.

“Pegawai yang pangkat rendah sudah duduki eselon, sementara pegawai yang pangkatnya lebih tingggi masih staf. Bahkan ada pegawai yang sekian tahun tidak naik jabatannya. Ada juga pegawai yang sudah lima sampai tujuh kali dipindah-pindah tapi pada jabatan yang sama. Sementara ada pegawai lain yang baru satu dua kali menduduki jabatan sama sudah dinaikkan eselonnya,” beber pegawai yang namanya enggan disebutkan itu.

Seharusnya, masih menurut pegawai ini, psikologis orang diperhatikan dalam menempatkan seseorang pada jabatan. Jangan pegawai yang pernah menjadi junior tiba-tiba memimpin suniornya.”Jangan juga mengutamakan suku, agama dan golongan tertentu,” keluhnya.

Dituding nepotisme, Bupati Sintang, Milton Crosby berkilah habis-habisan. Menurut dia, tudingan itu hanya pemikiran seseorang saja. Tim Baperjakat tidak boleh begitu. “Kami sudah ada standarnya. Kalau kinerja tidak bagus ya tidak mungkin diangkat. Tapi saya tidak katakan mereka tidak mampu. Hanya sudah ada standarnya sehingga tidak bisa sembarangan. Keputusan ini sudah sangat refresentatif dan mewakili,” kilahnya.

Milton juga beralasan harus ada regenerasi dalam organisasi. Orang yang profesional harus dihitung. “Bagi pegawai yang profesional dan punya kemampuan khusus bisa melompat jabatannya. Saya berani bertanggungjawab. Jangan membanding-bandingkan. Ukur diri sendiri saja. Tentu keputusan ini ada kekurangan dan kelebihannya tapi ini sudah yang terbaik,” ujarnya beralasan.

Dia mengakui pasti ada yang tidak puas. “Saya tahu itu. Dan saya sebagai pemimpin tidak bisa mengikut keinginan semua pegawai. Kalau semua tidak puas mau jadi apa negeri ini. Kami pakai standar saja. saya juga terima kasih mereka sudah bekerja. Tapi berikan kesempatan pada yang lain,” tandasnya.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015