Sungai Raya (Antara Kalbar) - Banjir yang terjadi sebagian besar wilayah timur Kalimantan Barat membuat aktivitas transportasi terhambat dan mengakibatkan pengelola usaha transportasi merugi.

"Sudah empat hari ini taksi kami untuk rute daerah timur Kalbar seperti Entikong, Kapuas Hulu, Melawi, Sanggau dan Sintang, Landak dan Sekadau tidak bisa jalan akibat jalan terendam banjir. Karena taksi tidak jalan, jelas ini mengakibatkan rugi," kata Ahmad, salah satu supir taksi Tiga Bersaudara untuk jurusan Pontianak-Entikong, di Sungai Raya, Rabu.

Ahmad menjelaskan, jika pada hari normal setiap harinya dia bisa membawa tiga sampai lima orang dari Pontianak ke Entikong, sementara dari Entikong menuju Pontianak dia bisa membawa empat sampai enam penumpang. Namun, sejak beberapa hari terakhir dia dan teman-teman supir taksi yang lainnya tidak bisa mengangkut penumpang.

"Ini sudah empat hari kami tidak bisa jalan, jadi kami jelas merugi karena tidak ada pemasukan," katanya.

Dia menambahkan, selain banjir yang saat ini terjadi di beberapa daerah di Kalbar, kerusakan infrastruktur akibat banjir yang kerap merendam badan jalan juga menjadi salah satu penghambat kelancaran transportasi dan usaha yang dia jalankan.

Pasalnya, jika semakin banyak jalan yang berlubang, dia dan para supir taksi lainnya juga terpaksa mengurangi jam operasi awak taksi untuk efisiensi. Sebelum banjir, setiap sopir taksi mendapat jatah kerja dua hari operasi dan satu hari libur, namun sejak banjir beberapa hari lalu, jam kerja diubah.

"Sekarang tiap sopir hanya dapat jatah sehari operasi, setelah itu libur tiga hari. Kebijakan itu tentu saja mengakibatkan pendapatan sopir turun, tapi mau bagaimana lagi. Kondisinya serba sulit," katanya.

Hal serupa juga dikeluhkan oleh pemilik truk ekspedisi angkutan barang, Saleh, yang juga mengaku merugi akibat banjir yang terjadi di daerah perhuluan Kalbar. Genangan air yang meninggi di badan jalan, mengakibatkan supir yang membawa truck miliknya tidak bisa mengambil risiko untuk masuk ke genangan air.

"Kalau sudah banjir seperti ini, jelas kami tidak berani mengambil risiko. Karena cukup banyak jalan yang berlubang dan kalau dipaksakan melewati jalan berlubang yang digenangi air, bisa-bisa truk terperosok bahkan angkutan bisa tumpah dan terendam banjir," katanya.

Apalagi lanjutnya, jika kendaraan sering terendam banjir atau terperosok ke jalan rusak, dia terpaksa menambah ongkos perawatan suku cadang. Karena itu, dia berharap, pemerintah daerah segera memperbaiki infrastruktur jalan.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015