Pontianak (Antara Kalbar) - Beberapa kepala keluarga di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, sejak Kamis (22/1) mulai mengungsi di pos yang didirikan Pemkab Landak karena air akibat banjir semakin tinggi.
    
"Biasa banjir tidak seperti sekarang yang besar. Rumah saya terendam tinggi oleh air banjir sehingga harus mengungsi karena saya sakit diabetes yang tidak bisa terkena air," ujar Suhaini (52 tahun) salah seorang warga Desa Hilir saat dihubungi di pos pengungsian di gedung swadaya Ngabang, Jumat.
    
Suhaini menjelaskan barang-barang isi rumah masih disimpan di atas rumah dengan dibuat pakai kayu. Sementara dirinya dan anak cucu mengungsi yang disiapkan pemerintah kabupaten Landak bergabung dengan korban banjir lainnya.
    
"Biasa banjir sering merendam rumah kami, tetapi tahun ini sepertinya banjirnya lebih besar sehingga harus mengungsi," Suhaini.
    
Hingga Jumat (23/1) jumlah pengungsi sebanyak enam kepala keluarga dengan 25 jiwa. Para pengungsi telah disiapkan tempat untuk memasak oleh Pemkab Landak.
    
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak Theresia Limawardani mengatakan, banjir yang melanda Kabupaten Landak meliputi Kecamatan Ngabang, Meranti, Menyuke, Banyuke Hulu, Kuala Behe, dan Kecamatan Air Besar.
    
"Kami tetap siaga darurat dan menyiapkan pos pengungsian, tetapi sebagian besar masyarakat masih enggan mengungsi dan masih bertahan di atas loteng rumah masing-masing," ujarnya.
    
Ia mengatakan tim penanggulangan bencana terus siaga dadurat untuk antisipasi jangan sampai terjadi koran jiwa, sehingga masyarakat korban banjir, sebaiknya mengungsi jika memang rumah mereka sudah terendam air banjir.
    
"Hingga saat ini tidak ada korban jiwa, hanya kerugian korban banjir, seperti hewan ternak, dan tanaman," katanya.

Pewarta: Kundori

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015