Sungai Raya (Kalbar Kalbar) - Sebanyak 35 orang warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak menerima tanda kelulusan sebagai peserta Inkubator Bisnis Bank Indonesia Kalbar setelah mengikuti program pelatihan kewirausahaan itu selama enam bulan.

"Melihat perjalanan Inkubator yang sudah berjalan di lembaga pemasyarakatan ini saya sangat bersyukur karena bisa berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi warga binaan disini," kata Kepala Lapas Kelas IIA Pontianak, Sunarto di Sungai Raya, Jumat.

Dia menjelaskan, saat ini Inkubator Bisnis Bank Indonesia Lapas kelas IIA Pontianak sudah menerima angkatan ke dua sebanyak 40 orang. Sedangkan angkatan pertama yang telah menyelesaikan pendidikan kewirausahaannya awalnya ada 45 orang, dan saat perjalanannya tinggal 35 orang yang dinyatakan lulus, karena ada yang sudah bebas dan mengundurkan diri.

"Kami sangat berterimakasih kepada Bank Indonesia yang telah mensupport penuh kegiatan Inkubator Bisnis di Lapas ini," tuturnya.

Ditempat yang sama, Kakanwil Depkumham Kalbar, M.J Barimbing mengatakan, saat ini Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pontianak menjadi percontohan bagi Lapas lainnya yang ada di Indonesia untuk program Inkubator Bisnis yang bekerja sama dengan Bank Indonesia perwakilan wilayah Kalimantan Barat.

"Saat ini, Lapas Kelas II Pontianak dijadikan acuan bagi lapas lainnya untuk penerapan program Inkubator Bisnis. Bukan hanya untuk lapas lainnya yang ada di Kalbar, tetapi akan direplikasikan untuk seluruh Indonesia," tuturnya.

Dia menjelaskan, belum lama ini, antara Kementerian Hukum dan HAM bersama Bank Indonesia pusat telah melakukan MoU untuk penerapan program Inkubator Bisnis itu di seluruh Indonesia.

"Ini membuktikan bahwa program Inkubator ini menjadi salah satu program unggulan yang benar-benar tepat diterapkan bagi warga binaan," tuturnya.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengharapkan setelah warga binaan yang mengikuti program Inkubator itu selesai dari masa tahannya, mereka tidak bingung mencari lapangan pekerjaan baru, bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

"Dengan demikian, nantinya mereka kita harapkan tidak kembali terjerumus melakukan kesalahan yang sama dan bisa menjadi individu yang lebih baik," katanya.

Dia menyatakan, Bank Indonesia telah berkomitmen untuk terus menumbuhkan wirausaha baru sebagai upaya menekan tingginya angka inflasi di Indonesia, karena dengan keterlibatan UKM pada perekonomian Indonesia diyakini mampu memperbaiki perekonomian bangsa.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto menambahkan, pelatihan untuk peningkatan keterampilan narapidana dan klien pemasyarakatan merupakan replikasi dari program inkubator bisnis UMKM yang telah ada. Jadi sama seperti masyarakat yang mengikuti program inkubator tersebut, para narapidana yang ada di lembaga pemasyarakatan yang sudah bebaspun nantinya dapat memperoleh bantuan kredit bisnis UMKM dari bank.

"Bank Indonesia (BI) bersinergi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk meningkatkan kemandirian narapidana dan klien pemasyarakatan. Peningkatan yang berupa pelatihan tersebut membuka potensi mantan narapidana untuk mendapatkan penyaluran kredit untuk sektor UMKM di masa mendatang," kata Dwi.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015