Sungai Raya (Antara Kalbar) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pontianak bekerja sama dengan Bank Indonesia perwakilan Kalbar dan Lembaga Swabina Prakarsa kembali membuka kelas pelatihan angkatan ke-3 bagi warga binaan lapas.
"Alhamdulillah, program pelatihan wirausaha Inkubator Bisnis di Lapas Kelas IIA Pontianak ini masih bisa terus berlanjut dan sudah memasuki angkatan ke-3 dimana untuk program pelatihannya dimulai hari ini," kata Kepla Lapas Kelas IIA Pontianak, Sunarto di Sungai Raya, Kamis.
Dia menjelaskan, pada angkatan ke-3 itu diikuti sebanyak 40 orang warga binaan yang telah diseleksi oleh pihak Lapas untuk mengikuti masa pelatihan selama enam bulan.
"Dari evaluasi yang kita lakukan, program inkubator bisnis ini memberikan manfaat besar bagi warga binaan kita, karena selama mengikuti pelatihan itu, mereka mendapatkan semua keterampilan wirausaha secara komplit," tuturnya.
Sunarto mengatakan, dari beberapa warga binaan yang telah menghabiskan masa kontraknya dari lapas tersebut, mereka sudah bisa membuka usaha sendiri dan dapat dengan mudah membaur dengan masyarakat.
"Itu yang menjadi harapan utama kita, dimana setelah mengikuti program ini dan setelah bebas, mereka bisa membuka peluang usaha dan tidak kembali terlibat dalam tindak kriminal," katanya.
Dia menambahkan, saat ini Inkubator Bisnis Bank Indonesia yang ada di Lapas Kelas IIA Pontianak sudah menjadi percontohan untuk lapas lainnya yang ada di Indonesia.
"Makanya, sebagai pilot project, program pelatihan kewirausahaan ini tentu menjadi salah satu program pembinaan unggulan kita dan akan terus kita kembangkan," kata Sunarto.
Ditempat yang sama, Pelatih sekaligus Penanggung Jawab Inkubator Bisnis Lapas IIA Pontianak, Herry Haryanto menambahkan, proses pembinaan bagi warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak itu belum selesai begitu saja ketika mereka bebas dari masa tahanan. Namun, pihaknya juga mempersiapkan rumah transisi bagi mantan warga binaan yang telah bebas.
"Pemikirannya begini, setelah mereka bebas, mereka tentu akan bingung untuk mencari pekerjaan, makanya kita menyiapkan rumah transisi bagi mereka. Di rumah transisi ini, mereka akan diberikan kesempatan mengelola langsung usaha mereka, kemudian keuntungan usaha itu untuk mereka sendiri," katanya.
Setelah mantan warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak itu bisa mandiri, lanjut Herry, barulah mereka diarahkan untuk mengembangkan usahanya sendiri dan membantu sesama mantan warga binaan lainnya yang baru bebas.
Sementara itu, Pengurus Lembaga Swabina Prakarsa sekaligus pelatih utama dari Inkubator Bisnis Bank Indonesia, Hatta Siswa Mayahya mengatakan, sampai saat ini Bank Indonesia terus mengembangkan pembinaan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Kalimantan Barat.
"Melalui Inkubator Bisnis, kita mencoba merangkul para pelaku UMKM maupun pemula untuk mengembangkan usaha mereka tanpa terkecuali, seperti yang kita lakukan di Lapas Kelas IIA Pontianak ini, dimana kita membina 40 warga binaan yang masuk dalam angkatan ketiga," katanya.
Dia mengatakan, Inkubator Bisnis merupakan suatu wadah untuk melatih para pelaku usaha secara lengkap, mulai dari pengenalan usaha, produksi, pengemasan, pemasaran, pembukuan sampai pada proses pengembangan usaha. Untuk masa pelatihannya selama enam bulan dan dilakukan setiap satu minggu sekali.
"Namun, untuk warga binaan Lapas ini kita lakukan satu kali dalam satu minggu, karena warga binaan yang menjadi peserta Inkubator Bisnis ini merupakan mereka yang masa tahanannya akan segera berakhir. Sebelum habis masa tahannya, kita membekalkan mereka tentang wirausaha, jadi setelah keluar, mereka bisa membuka usaha sendiri dan tidak bingung untuk mencari pekerjaan baru, malah mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri," tuturnya.