Pontianak (Antara Kalbar) - Ribuan warga Tionghoa Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu malam, baik tua dan muda tetap antusias melakukan sembahyang di klenteng-klenteng yang ada di kota itu, guna menyambut malam Imlek atau pergantian tahun dari 2565 ke 2566.
"Dengan turunnya hujan, menurut kepercayaan kami sebagai pertanda datangnya kemakmuran bagi warga Tionghoa," Alex salah seorang pengunjung di Klenteng Vihara Paticca Samuppada di Jalan Waru Pontianak.
Malah menurut Alex semakin deras turunnya hujan dalam menyambut malam Imlek seperti sekarang, maka dipercaya semakin murah rezeki bagi warga Tionghoa yang merayakan Imlek.
Menurut dia sembahyang ke klenteng, yang mereka lakukan guna menyambut kedatangan dewa pembawa rezeki "Thian Thi Kong" atau "Giok Hong Sang Tie" atas kehidupan, kesehatan, kebaikan dan rezeki yang telah diberikannya selama satu tahun yang telah dilalui, dan akan datang.
"Mudah-mudahan dengan Perayaan Imlek tahun ini, yang diawali dengan turunnya hujan, maka dimudahkan rezeki, dan dipermudahkan segala usaha untuk anak-anak dan keluarga besar kami," ujar ayah empat anak tersebut.
Sementara itu, Pengurus Klenteng Paticca Samuppada Herison Hermanto mengatakan, warga Tionghoa mulai mendatangi klentengnya sejak hari mulai gelap.
"Antusias warga Tionghoa mendatangi Klenteng untuk sembahyang malah semakin tinggi, meskipun sebelumnya telah diguyur hujan hingga sekarang," katanya.
Menurut dia sembahyang dalam menyambut malam Imlek, mereka lakukan untuk memohon kepada dewa pembawa rezeki agar diberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki di tahun depannya.
Pantauan di lapangan, asap mengepul dari hio yang dibakar oleh setiap pengunjung pada klenteng menjadi pemandangan tersendiri di setiap klenteng yang ada di Pontianak dan sekitarnya.
Poltabes Pontianak mengerahkan sebanyak 950 personel dan mendirikan sebanyak enam pos untuk pengamanan Imlek dan Cap Go Meh tahun 2015, mulai tanggal 18 Februari hingga 6 Maret 2015, dan menjaga sekitar 45 Klenteng yang ada di Kota Pontianak dan Kubu Raya dengan sandi "Operasi Liong Kapuas 2015".
Selain mendatangi klenteng untuk sembahyang, warga Tionghoa juga merayakan Imlek dengan membunyikan kembang api yang terdengar bersahut-sahutan di berbagai penjuru Kota Pontianak sejak pukul 18.30 WIB, dengan kepercayaan dapat mengusir roh jahat yang bisa membahayakan keselamatan mereka.
Sementara itu, terjadi kemacetan yang cukup panjang di sepanjang Jalan Gajah Mada atau kawasan pecinan, ribuan warga tumpah ruah di jalan untuk menyaksikan pesta kembang api dalam menyambut Imlek di Kota Pontianak.
Sebelumnya, Kepala Poltabes Pontianak Kambes (Pol) Raden Heru Prakoso mengimbau kepada warga Tionghoa untuk tertib dalam merayakan Imlek dan Cap Go Meh (hari ke-15 Imlek), dengan tidak memainkan petasan, karena permainan petasan memang dilarang oleh undang-undang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Dengan turunnya hujan, menurut kepercayaan kami sebagai pertanda datangnya kemakmuran bagi warga Tionghoa," Alex salah seorang pengunjung di Klenteng Vihara Paticca Samuppada di Jalan Waru Pontianak.
Malah menurut Alex semakin deras turunnya hujan dalam menyambut malam Imlek seperti sekarang, maka dipercaya semakin murah rezeki bagi warga Tionghoa yang merayakan Imlek.
Menurut dia sembahyang ke klenteng, yang mereka lakukan guna menyambut kedatangan dewa pembawa rezeki "Thian Thi Kong" atau "Giok Hong Sang Tie" atas kehidupan, kesehatan, kebaikan dan rezeki yang telah diberikannya selama satu tahun yang telah dilalui, dan akan datang.
"Mudah-mudahan dengan Perayaan Imlek tahun ini, yang diawali dengan turunnya hujan, maka dimudahkan rezeki, dan dipermudahkan segala usaha untuk anak-anak dan keluarga besar kami," ujar ayah empat anak tersebut.
Sementara itu, Pengurus Klenteng Paticca Samuppada Herison Hermanto mengatakan, warga Tionghoa mulai mendatangi klentengnya sejak hari mulai gelap.
"Antusias warga Tionghoa mendatangi Klenteng untuk sembahyang malah semakin tinggi, meskipun sebelumnya telah diguyur hujan hingga sekarang," katanya.
Menurut dia sembahyang dalam menyambut malam Imlek, mereka lakukan untuk memohon kepada dewa pembawa rezeki agar diberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki di tahun depannya.
Pantauan di lapangan, asap mengepul dari hio yang dibakar oleh setiap pengunjung pada klenteng menjadi pemandangan tersendiri di setiap klenteng yang ada di Pontianak dan sekitarnya.
Poltabes Pontianak mengerahkan sebanyak 950 personel dan mendirikan sebanyak enam pos untuk pengamanan Imlek dan Cap Go Meh tahun 2015, mulai tanggal 18 Februari hingga 6 Maret 2015, dan menjaga sekitar 45 Klenteng yang ada di Kota Pontianak dan Kubu Raya dengan sandi "Operasi Liong Kapuas 2015".
Selain mendatangi klenteng untuk sembahyang, warga Tionghoa juga merayakan Imlek dengan membunyikan kembang api yang terdengar bersahut-sahutan di berbagai penjuru Kota Pontianak sejak pukul 18.30 WIB, dengan kepercayaan dapat mengusir roh jahat yang bisa membahayakan keselamatan mereka.
Sementara itu, terjadi kemacetan yang cukup panjang di sepanjang Jalan Gajah Mada atau kawasan pecinan, ribuan warga tumpah ruah di jalan untuk menyaksikan pesta kembang api dalam menyambut Imlek di Kota Pontianak.
Sebelumnya, Kepala Poltabes Pontianak Kambes (Pol) Raden Heru Prakoso mengimbau kepada warga Tionghoa untuk tertib dalam merayakan Imlek dan Cap Go Meh (hari ke-15 Imlek), dengan tidak memainkan petasan, karena permainan petasan memang dilarang oleh undang-undang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015