Bandung (Antara Kalbar) - Manakah tempat yang paling baik sebagai lokasi observatorium baru di Indonesia? Jawabannya Kabupaten Kupang, NTT.

Pengamat Observatorium Bosscha, Evan Irawan, di Bandung, Rabu, menyatakan, "Yang menjadi keinginan ahli astronomi Indonesia adalah membangun observatorium baru dengan alat yang tercanggih. Bila itu direalisasikan maka Kupang adalah lokasi terbaik untuk obervatorium baru itu."

Menurut dia, Kupang daerah yang jarang hujan dan berawan karena kawasan itu masih terpengaruh iklim gurun Australia.

"Kupang juga masih jarang penduduknya, sehingga polusi cahaya yang disebabkan permukiman penduduk tidak menyababkan cahaya langit lebih terang," kata Irawan. Disebabkan posisinya di lintang selatan, pada masa-masa tertentu matahari lebih dekat ketimbang di garis khatulistiwa.

Polusi cahaya masalah utama bagi penelitian di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bantung. Penyumbang utama polusi cahaya ini pemukiman penduduk dan properti di sana.

Ia menyebutkan ada solusi yang sederhana dalam mengurangi polusi cahaya, salah satunya dengan menggunakan tudung lampu.

"Kami pada Jumat ini akan membagikan secara gratis sekaligus memberikan pengetahuan mengenai bahaya polusi cahaya," katanya.

Observatorium Bosscha akan mengsosialisasikan penggunaan tudung lampu dengan skala yang lebih besar pada Mei 2015.

"Pengetahuan mengenai polusi cahaya ini sangat minim, masyarakat bahkan tidak tahu bahwa polusi udara tidak hanya merugikan dunia astronomi tetapi juga habitat hewan yang aktif di malam hari juga akan terganggu," katanya.

Observatorium Bosscha adalah salah satu observatorium tertua di Indonesia yang didirikan oleh warga Belanda bernama Karel Albert Rudolf Bosccha pada 1923.

Bosscha dilengkapi dengan teropong dengan lensa berradius 60 centimeter dan panjang 10 meter, dan ditetapkan sebagai benca cagar budaya.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015