Sekayam (Antara Kalbar) - Pameran batu akik Sekayam yang dihelat Muspika bersama komunitas perajin batu akik, Rabu, menjadi ajang promosi dan penuh sesak dikunjungi warga Sekayam hingga Malaysia.

Kurang lebih 20 stan yang dipenuhi batu akik asal Sekayam menjadi daya tarik pengunjung, peserta pameran dari lima kecamatan antara lain Entikong, Sekayam, Noyan, Beduai dan Kembayan.

Salah satu stan ada yang jauh-jauh dari Sanggau yaitu Warno (33) meramaikan stan yang ada di Sekayam, dan batu yang dipamerkan warga asal Sanggau ini menjadi daya tarik pengunjung karena bermotif naga dari jenis batu panca warna.

"Ini batu adalah warisan keluarga sudah 30 tahun dipegang oleh eyang saya di Jawa. Karena tren batu di Kalbar marak, maka saya minta dikirim untuk dipamerkan," ungkap Warno.

Stan Warno penuh sesak dikerumuni warga yang ingin melihat langsung cincin panca warna yang bermotif naga itu, selain jenis batu luar dan batu lokal yang dipamerkan ada juga batu jenis fosil kayu.

Bahkan ada yang memajang bongkahan batu kecubung air yang cukup besar. Pameran seperti ini tentu menjadi ajang promosi yang bagus guna menampilkan batu-batu unik asal Sekayam. Warno sibuk menunjukan batu kepada pengunjung dan belum berniat menjualkan batu langka miliknya itu, jika harga sesuai batu motif naga bisa dilepas, ungkapnya tersenyum.

Tidak kalah saing dengan batu langka milik Warno, warga juga memenuhi lapak stan polisi. Banyak sekali warga khususnya pengunjung yang mengagumi batu akik yang dipajang di stan tersebut, hanya saja tidak ada yang berani menawarkan.

Ajang pameran seperti ini memang perlu dilakukan, guna mempromosikan hasil kerajinan batu lokal.  Bila perlu pemerintah membangun kios untuk penjual batu akik sehingga memudahkan perajin memasarkan batu cincin, kata seorang peserta pameran, Ardiyansah.

Dari ratusan pengunjung yang hilir mudik dan keluar masuk stan, terdengar dialek Melayu dari negeri Ipin dan Upin. Ternyata  seorang pria paruh baya usia kurang lebih 51 tahun bernama Azhar melakukan tawar menawar dengan penjaga stan batu akik Sekayam.

Terjadi penawaran yang sangat rumit, akhirnya sepakat terjual batu akik warna hitam tembus cahaya dengan harga Rp400 ribu.
 
"Sudah lama saya mengidamkan batu akik hitam seperti ini, dan terbeli juga," katanya dengan logat Malaysia. Azhar mengakui jika datang hanya untuk melihat pameran batu akik bersama istri dan kerabatnya dari Kuching (Serawak).  

Di Serawak, tidak terlalu tren batu akik. Tetapi semenjak pemberitaan di TV dan media cetak menyebabkan warga jiran juga demam batu, ujarnya.

Sekretaris Kecamatan Sekayam, Yulius Eka Suhendra mengatakan ajang promosi seperti ini adalah yang pertama kalinya di perbatasan yang khusus memamerkan batu akik.

Dia berharap promosi produk kerajinan berupa batu akik dan kerajinan lainnya harus dilakukan guna mempromosikan produk tersebut, buktinya warga kuching jauh-jauh datang untuk menyaksikan acara pameran batu akik.

 (Alf/N005)

Pewarta: Alfian

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015