Sekadau (Antara Kalbar) - Kemerosotan kualitas moral remaja di berbagai penjuru tanah air akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan, untuk itu menjadi tanggung jawab bersama dalam mengatasinya.

Generasi muda yang mayoritas didominasi kaum pelajar tidak luput dari ancaman kerusakan moral. Saat ini sudah banyak kasus amoral yang melibatkan para pelajar, semangat reformasi akhir-akhir ini mulai kebablasan.

"Ini berdampak pada rusaknya moral bangsa dan generasi muda, tidak sesuai dengan semangat reformasi. Saat ini, pembangunan ulang karakter kebangsaan tengah gencar disosialisasikan. Salah satu cara yang tepat untuk membentuk karakter para generasi muda adalah lewat pendidikan karakter di sekolah," ungkap Kepala SMA Karya Sekadau, Sumardi ditemui di ruang kerjanya.

Dia menambahkan, di sekolah, tata tertib digunakan sebagai pembendung rusaknya karakter anak didik. Contohnya tidak boleh menggunakan telepon genggam saat jam belajar dan peraturan-peraturan lain guna mencegah penyalahgunaan teknologi oleh anak didik.

Upaya rekonstruksi moral kaum muda perlu mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk guru di sekolah serta para orangtua.

"Kalau guru di sekolah saja yang mengawasi tentu tidak cukup. Di rumah, orangtua harus ikut mengawasi pergaulan anaknya jangan sampai terjerumus," kata pendidik tersebut. (Gansi/N005)

Pewarta: Gansi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015